Tanggap Darurat Longsor Limapuluh Kota Hingga 9 Maret

Sejumlah anggota Basarnas Kota Padang, mengevakuasi korban longsor yang berada di dalam mobil pick up di daerah Koto Alam, Pangkalan, Limapuluh Kota, Sumatera Barat, Sabtu (4/3).
Sumber :
  • ANTARA/Muhammad Arif Pribadi

VIVA.co.id – Pemerintah Provinsi Sumatera Barat menetapkan status tanggap darurat untuk bencana longsor di Kabupaten Limapuluh Kota hingga Kamis, 9 Maret 2017.

Bencana Banjir di Aceh Singkil, Ribuan Rumah di 16 Desa Terendam

Mengutip dari laporan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), bencana longsor dan banjir yang terjadi di 25 titik Provinsi Sumatera Barat itu telah menewaskan enam orang dan melukai dua orang lainnya.

Sejauh ini, sejak kejadian pada Kamis, 2 Maret 2017, upaya pembersihan material lumpur dan pencarian kemungkinan korban lain masih terus dilakukan.

Viral Video Banjir Parah Menerjang Seoul Korsel yang Memadamkan Listrik di 4.000 Rumah

Upaya perbaikan jalan penghubung antara Sumatera Barat dan Riau yang tergerus longsor juga masih belum bisa dilalui.

KBRI Pastikan Tak Ada WNI jadi Korban Bencana di Korea Selatan

Di sisi lain, BNPB bersama pemerintah setempat juga masih mengupayakan bantuan kepada tiga daerah yang kini masih terisolasi pascalongsor.

Ketiga daerah itu yakni, Nagari Galugua yang berpenduduk 2.272 jiwa, Koto Lamo 3.251 jiwa dan wilayah Jorong Nenan di kawasan Nagari Maek yang berpenduduk 350 jiwa.

Teruntuk bantuan pendanaan tanggap darurat, dilaporkan bahwa dana senilai Rp500 juta telah digelontorkan untuk BPBD setempat. Sejumlah alat berat hingga bantuan selimut juga telah diberikan kepada warga yang membutuhkan.

"Kami tenggatkan waktu antara 3-4 hari untuk pembersihan rumah dan jalan raya pascalongsor," kata Kepala BNPB Willem Rampangilei.

 

*KORBAN BANJIR DAN LONGSOR DI LIMAPULUH KOTA BERTAMBAH, 6 MENINGGAL DAN 2 LUKA BERAT* Penanganan darurat bencana banjir dan longsor terus dilakukan selama masa tanggap darurat hingga 9/3/2017 mendatang di Kabupaten Limapuluh Kota Provinsi Sumatera Barat. Jumlah korban bertambah dengan adanya laporan dari lapangan. Hingga 5/3/2017 pukul 21.30 Wib, Posko Tanggap Darurat Banjir dan Longsor di Kabupaten Limapuluh Kota melaporkan 2 orang meninggal dunia dan 2 luka berat akibat banjir dan longsor. Korban meninggal dunia: 1. Doni Fernandes (33 tahun) karena tertimbun longsor. 2. Teja (19 tahun) karena tertimbun longsor. 3. Yogi Saputra (23 tahun) karena tertimbun longsor. 4. Karudin (25 tahun) karena tertimbun longsor. 5. Muklis (45 tahun karena hanyut banjir. 6. Bayi (2 hari) karena terendam banjir. Korban luka berat karena longsor adalah Syamsul Bahri (22 tahun) dan Candra (42 tahun). Informasi dari Posko, bayi meninggal di Puskesmas Pangkalan. Kronologinya setelah prosesi kelahiran di Puskesmas kemudian bayi dimasukkan ikubator pada Rabu (1/3/2017). Saat masih dalam inkubator tiba-tiba air deras masuk dan merendam Puskesmas Pangkalan sehingga bayi tidak dapat diselamatkan pada 2/3/2017. Saat kejadian listrik padam karena banyak tiang listrik roboh terkena longsor. Banjir dan longsor terjadi pada 25 titik (13 titik longsor dan 12 titik banjir). Longsor tersebar pada 9 titik di Kec. Pangkalan. Sedangkan banjir tersebar pada 7 kecamatan dengan titik banjir tertinggi mencapai 1,5 meter di Kec. Pangkalan yang disebabkan oleh meluapnya Sungai Batang Maek di Kecamatan Pangkalan, sungai Batang Kapur di Kecamatan Kapur IX, sungai Batang Sinamar di Lareh Sago Halaban dan sungai Batang Harau di Kecamatan Harau. Hingga saat ini akses jalan nasional yang menghubungkan Sumatera Barat – Riau putus dan belum dapat dilalui akibat longsor. Sebagian material longsor sudah dibersihkan dengan mengerahkan alat berat. Namun ada ruas jalan yang longsor dan ambles sehingga perlu perbaikan. Kondisi listrik belum semuanya pulih. Longsor menyebabkan beberapa instalasi milik PLN rusak. Akibatnya 117 gardu listrik terpaksa dipadamkan dan 14.657 pelanggan PLN tak teraliri listrik.

A post shared by BNPB Indonesia (@bnpb_indonesia) on

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya