Gempa Gunung Agung Menurun, Harus Tetap Hati-hati

Gunung Agung
Sumber :
  • VIVA.co.id/Bobby Andalan

VIVA – Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi atau PVMBG mencatat, sejak Jumat 20 Oktober 2017, aktivitas kegempaan di Gunung Agung mengalami penurunan. Kepala PVMBG, Kasbani menyebutkan pada Jumat kemarin, aktivitas Gunung Agung 'hanya' dihantam gempa sebanyak 379 kali. Sementara pada Sabtu pagi 21 Oktober 2017, terjadi 99 kali gempa terjadi di gunung setinggi 3.142 meter di atas permukaan laut tersebut.

Pendaki Lansia Ditemukan Tewas di Puncak Gunung Agung, Jasad Ditemukan WNA

"Hari ini adalah hari paling sedikit gempa vulkaniknya. Kemarin 379 (gempa) dalam 24 jam dan tadi pagi ada 99 gempa vulkanik. Tapi ini sesaat dan jangan dijadikan pedoman untuk penurunan status, karena harus didukung oleh data yang lainnya," ucap Kasbani di Pos Pengamatan Gunung Api Agung, Bali, Sabtu 21 Oktober 2017.

Sementara untuk gempa vulkanik, baik vulkanik dalam maupun dangkal, Kasbani mengatakan, masih relatif tinggi.

Merugi, Seluruh Outlet Toko Buku Gunung Agung Bakal Ditutup Akhir 2023

"Vulkaniknya masih relatif tinggi. Ini masa fluktuatif, bisa jadi dia akan naik kembali," tuturnya.

Soal penurunan gempa Gunung Agung, Kasbani menjelaskan salah satu penyebabnya lantaran sudah tak ada lagi penghalang bagi magma untuk bergerak ke atas.

Netizen Geram Lihat Tingkah Bule Lepas Celana Pamer Alat Kelamin di Puncak Gunung Agung Bali

"Salah satunya itu, gempa menurun karena dia sudah tidak ada halangan. Itu tadi, sudah membentuk rekahan-rekahan," jelas dia.

Kasbani tak berani mengatakan dengan kondisi itu letusan Gunung Agung sudah semakin dekat. 

"Saya tidak mengatakan itu, tapi ini masih status awas. Kapan pun bisa terjadi (letusan)" papar dia.

Ia menuturkan, pada saat kondisi kegempaan turun, sebaiknya semua pihak tetap siaga. Berkaca dari pengalaman letusan gunung api di berbagai daerah, letusan terjadi saat gempa-gempa mengalami penurunan. 

"Pada saat kondisi kegempaan turun kita juga harus berhati-hati, karena kita juga belajar dari gunung-gunung kita di Indonesia. Gunung Merapi tahun 2006 dia meletus pada saat kegempaannya menurun. Gunung Sinabung juga sama. Pernah terjadi letusan pada tahun 2013 pada saat di level III, pada saat turun," jelasnya.

Saat ini, jumlah kegempaan Gunung Agung masih relatif tinggi dibandingkan dengan gunung lain yang telah meletus, seperti Gunung Merapi dan Sinabung. Meski dihantam gempa cukup tinggi tetapi belum juga meletus, Kasbani menilai tiap-tiap gunung memiliki karakteristik berbeda-beda.

"Gunung Agung sebelum levelnya terus dinaikkan atau pada saat masih normal tingkat kegempaan sangat kecil. Bisa nol, bisa juga dihitung dengan jari. Sejak dia meletus tahun 1963, pos ini (pos pengamatan) dibangun tahun 1964 dan sudah merekam aktivitas gempa. Sejak tahun itu gempa begitu minim," ujarnya. (one)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya