Seleksi Hakim Agung

Komisi Yudisial Dihadiahi Obat Masuk Angin

VIVAnews - Koalisi Pemantau Peradilan memberikan sebuah sapu dan satu kotak obat masuk angin kepada Komisi Yudisial (KY). Sapu dan obat masuk angin itu diberikan supaya KY melakukan seleksi calon hakim agung dengan baik.

"Sapu digunakan untuk menyapu calon hakim busuk dan Tolak Angin agar KY tidak masuk angin dalam melakukan seleksi hakim agung," kata salah satu anggota koalisi, Emerson Yuntho di gedung KY, Jakarta, Selasa 6 Oktober 2009.

Koalisi ini terdiri dari beberapa lembaga swadaya masyarakat di bidang hukum, yaitu dari Indonesia Corruption Watch (ICW), Komisi Reformasi Hukum Nasional (KRHN), Masyarakat Pemantau Peradilan Indonesia (Mappi).

Secara simbolis, sapu diberikan oleh Wahyudi Ja'far dari KRHN, sedangkan obat masuk angin diberikan Illian Deta Artasari dari ICW. Sapu lidi dan Obat masuk angin itu diterima langsung oleh Ketua KY, Busyro Muqoddas.

Emerson mengatakan kedepan, KY harus menerapkan menerapkan zero tolerance atau tidak kompromi dengan calon hakim agung yang bermasalah. Selain itu, KY diminta untuk tidak memaksakan untuk
menyetorkan 18 nama calon hakim agung ke DPR jika tidak terdapat calon yang memenuhi syarat. "KY hanya meloloskan calon yang tidak memiliki bermasalah," kata dia.

Dalam laporan ini, Koalisi memberikan 25 nama calon hakim yang dinilai bermasalah. Namun, nama-nama itu tidak diekspos ke publik. "Untuk media tidak, karena ini azas praduga tidak bersalah kami hanya menyampaikan kriteria-kriteria saja," kata Emerson.

Berdasarkan penelusuran ICW, terdapat 25 calon dari 35 calon hakim agung yang sedang menjalani seleksi di KY dinilai bermasalah. Ke-25 calon tersebut terindikasi terlibat dalam berbagai masalah, mulai dari
kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), perselingkuhan, berstatus pencari kerja (job seeker), pernah menjadi makelar kasus, hingga dipertanyakan gelar akademiknya.

Dari 35 calon yang sedang mengikuti seleksi itu, ICW mencatat hanya terdapat tiga calon hakim agung yang dinilai kredibel dan sejauh ini tidak memiliki persoalan terkait dengan integritas, sehingga layak
menjadi hakim agung. Sedangkan tujuh calon lainnya belum jelas mengenai integritas maupun kualitasnya.

Dua Anak-anak Sempat Terjebak di Dalam Toko Bingkai yang Kebakaran
Dirreskrimum Polda Metro Jaya Kombes Pol Wira

Polisi Sebut Wanita yang Ditemukan Tewas di Dermaga Pulau Pari Kerja Open BO

Tiga orang yang diduga membunuh R (35), wanita yang ditemukan tewas dengan wajah hancur di Dermaga Ujung Pulau Pari, Kepulauan Seribu Selatan ditangkap. R diketahui warga

img_title
VIVA.co.id
19 April 2024