Pimpinan KPK Yakin Marliem Stres Berat karena E-KTP

Johannes Marliem, saksi kunci kasus korupsi e-KTP yang diduga tewas di Los Angeles Amerika Serikat.
Sumber :
  • VIVA.co.id/johannesmarliem78

VIVA.co.id – Komisi Pemberantasan Korupsi menyangkal pihaknya yang mengekspose identitas Johanes Marliem sebagai orang penting dalam membongkar kasus korupsi e-KTP.

Bambang Pacul Sebut Pernyataan Agus Rahardjo soal Intervensi Jokowi Kedaluarsa: Motifnya Apa Coba?

Wakil Ketua KPK, Saut Situmorang menyebutkan, justru Marliem sendiri yang muncul di media dan mengaku mengetahui kasus mega korupsi ini.

"KPK enggak pernah membuka dia (Marliem). Dia yang membuka dirinya sendiri kan. Kami tak pernah membuka-buka. Kan, dia yang bicara sendiri ke media," kata Saut, usai upacara kemerdekaan Indonesia di kantornya, Jl Kuningan Persada, Jakarta Selatan, Kamis 17 Agustus 2017.

Yasonna Dorong Forum Pengembalian Aset Korupsi Century dan e-KTP di Forum AALCO

Saut mengatakan, sejauh ini, berdasarkan informasi dari otoritas Amerika Serikat, Johanes Marliem tewas karena bunuh diri.

Namun, ia mengatakan, kematian Johanes seharusnya menjadi tanggung jawab bersama pemerintah Indonesia. Menurut Saut, Johannes Marliem melalui perusahaannya PT Biomorf Lone LLC merupakah salah satu warga Indonesia yang bisa berkarya di Amerika Serikat.

Setya Novanto Dapat Remisi Idul Fitri, Masa Tahanan Dipotong Sebulan

Saut sendiri meyakini, kematian Johanes Marliem tidak dapat dilepaskan dari pengerjaan proyek e-KTP, yang berujung korupsi senilai Rp2,3 triliun, dan melibatkan sejumlah pihak, baik pejabat Kemendagri, anggota DPR hingga pihak swasta.

Marliem adalah Direktur PT Biomorf Lone LLC. Perusahaan tempatnya bekerja itu adalah pemasok produk Automated Finger Print Identification Sistem (AFIS) merek L-1 untuk Konsorsium PNRI selaku pelaksana proyek e-KTP. 

"Tapi, at the end, kenapa dia jadi seperti itu, sebetulnya itu jadi tanggung jawab kita bersama. Kenapa kita bikin id KTP seperti itu (dikorupsi). Sehingga, kita telah mengorbankan diaspora kita di luar negeri," kata Saut.

Saut menjelaskan, ketika seseorang sudah menduduki posisi tinggi, dan namanya terseret dalam suatu perkara, maka dia akan mengalami stres. Bahkan, Saut mengklaim telah melihat gelagat yang tidak baik dalam dirinya, karena stres menghadapi proses hukum e-KTP.

"Ketika ada transaksional, atau ada kelompok di Indonesia menggeret dia (Johanes), dia kan jadi korban. Kemudian, dia stres, ya itu wajar. Tapi high profile person itu tingkat stresnya tinggi," kata Saut.

Dalam sidang perkara korupsi proyek e-KTP dengan terdakwa Irman dan Sugiharto, terungkap bahwa Marliem diduga telah diperkaya sebesar 14.8 juta dollar AS dan Rp25,2 miliar, dari proyek berujung rasuah tersebut.

Salah satu media nasional pernah mewartakan, Marliem memiliki rekaman pembicaraan dengan sejumlah pejabat di Indonesia yang terlibat proyek e-KTP. Sayangnya, pascamencuat dalam laporan utama media itu, atau tepatnya Jumat 12 Agustus 2017, Johanes Marliem dikabarkan tewas bunuh diri di kediamannya di Baverly Grove, Los Angeles, Amerika Serikat (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya