- ANTARA FOTO/Minalisa
VIVA.co.id – Haris Azhar, tim advokasi kasus penyiraman air keras ke wajah Novel Baswedan, menyayangkan sikap pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi, karena selama ini terkesan setengah hati mengungkap penyerangan terhadap penyidik seniornya itu.
"Pimpinan KPK saya anggap memang menyedihkan untuk konteks Novel, perhatiannya menyedihkan," kata Haris di Kantor Kontras, Jalan Kramat II, Jakarta Pusat, Rabu 16 Agustus 2017.
Menurut Haris, apa yang diungkapkannya ini bukan tanpa fakta. Buktinya, pimpinan KPK tak pernah berinisiatif membesuk Novel saat menjalani perawatan di Singapura. Pimpinan KPK, baru melihat kondisi Novel saat mendampingi penyidik kepolisian melakukan pemeriksaan terhadap Novel.
"Baru kemarin setelah empat bulan pimpinan KPK (Agus dan Saut) bertemu Novel," kata Haris.
Haris mengatakan, pernah suatu waktu, Wakil Ketua KPK Laode M. Syarif menjenguk Novel di Singapura. Hanya saja, Laode saat itu bertepatan dengan agenda lain yakni berlibur bersama keluarganya.
"Untung Novel bukan di Hawaii, kalau di Hawaii mungkin dia ketemu Novel pakai celana Hawaii enggak pakai baju," ujar Haris.
Pada pemeriksaan kemarin, Haris mengaku sempat bertemu dengan Agus dan Saut yang ketika itu sama-sama ikut mendampingi. Haris sempat menanyakan, keseriusan lembaga anti korupsi ini, untuk membela anak buahnya.
Sebab, jika hal ini dibiarkan akan menjadi penilaian lain yang terkesan bahwa pimpinan KPK juga 'tersandera' oleh pihak-pihak lain atas kasus yang menimpa Novel.
"Kemarin saya ketemu pimpinan KPK, Pak Agus dan Saut. Gimana nih kasus Novel, katanya 'iya mas, kita mau tingkatkan fokus dan perhatian kita'," kata Haris.
