Cerita Pembunuh Berantai di LA dan Tewasnya Johannes Marliem

Johannes Marliem, saksi kunci kasus korupsi e-KTP yang diduga tewas di Los Angeles Amerika Serikat.
Sumber :
  • VIVA.co.id/johannesmarliem78

VIVA.co.id – Inspektur Jenderal Petrus Reinhard Golose yang kini menjabat Kepala Kepolisian Daerah Bali, membuka lagi sebuah cerita pengungkapan kasus pembunuh sadis asal Indonesia, yang membunuh tiga orang dan menyimpan jasadnya di Los Angeles, Amerika Serikat.

Bambang Pacul Sebut Pernyataan Agus Rahardjo soal Intervensi Jokowi Kedaluarsa: Motifnya Apa Coba?

Cerita pengungkapan kasus pembunuhan yang dilakukan pria bernama Harnoko Dewanto alias Oki, disampaikan Petrus Golose untuk membandingkan dengan kasus tewasnya saksi skandal proyek E-KTP, Johannes Marliem.

"Motif urusan bisnis. Dia membunuh tiga orang, Suresh Gobin Mirchandani, Gina Sutan Aswar, dan adiknya Eri Triharto Dharmawan," kata Petrus saat berbicara di tvOne dalam program Indonesia Lawyer Club (ILC) yang mengangkat tema Misteri di Balik Tewas Johannes Marliem, Selasa malam, 15 Agustus 2017.

Yasonna Dorong Forum Pengembalian Aset Korupsi Century dan e-KTP di Forum AALCO

Kasus pembunuhan ini terjadi antara Agustus 1991 dan Desember 1992, di Los Angeles, AS. Gina adalah pacar Oki dan Eri adalah adik kandung Oki. "Kasus ini terjadi di Amerika. Namun berhasil diungkap bekerjasama dengan Los Angeles Police Departemen. Saat itu saya masih di unit bunuh culik Polda Metro Jaya," kata Petrus.

Saat itu, Kepolisian Indonesia dilibatkan karena Oki ditangkap di Indonesia. Dan menurut Petrus dalam menuntaskan kasus ini digunakan asal personal. "Karena Dia warga Indonesia karena itulah meski pembunuhan terjadi di Amerika, dia bisa diadili di Indonesia. Menggunakan Pasal 86 KUHAP," kata Golose.

Setya Novanto Dapat Remisi Idul Fitri, Masa Tahanan Dipotong Sebulan

"Ditangkap di Indonesia, kita melakukan penyelidikan langsung police to police. bukan goverment to goverment. Antara Polda Metro Jaya dengan Kepolisian Los Angeles," katanya.

Sementara itu, dalam kasus kematian Johannes Marliem, Golose memastikan Kepolisian Indonesia tidak bisa berbuat apa-apa untuk terlibat mengungkap kematian Marliem. "Dia sudah berkewargaan Amerika, kita sudah tidak bisa berbuat apa-apa," kata Petrus.

Petrus mengatakan, meski di Indonesia, nama Marliem sangat fenomenal karena terkait skandal korupsi besar proyek E-KTP. Dan kematiannya dicurigai tak wajar. Tapi apa boleh dikata, keputusan tentang penyebab kematian ada di tangan Kepolisian di Amerika.

"Kalau saya bandingkan dengan yang sekarang, kalau di sana, kalau sudah dinyatakan bunuh diri, kita harus mengikuti," ujar Petrus.

Kepolisian Los Angeles, menurut Petrus, sangat baik dalam mengungkap penyebab kematian seseorang. Dalam kasus Oki saja, Kepolisian setempat bisa mengungkap tuntas meski jasad tiga orang yang dibunuh dibungkus sangat rapih.

Seperti diberitakan, Johannes Marliem dikabarkan pada Jumat, 10 Agustus 2017, di Los Angeles Amerika Serikat. Dia tewas dengan luka tembak di tubuhnya.

Johannes Marliem merupakan provider produk Automated Finger Print Identification Sistem (AFIS) merek L-1 yang akan digunakan dalam proyek e-KTP. Saat wawancara dengan salah satu media nasional, beberapa waktu lalu, Marliem mengaku memiliki bukti-bukti terkait kasus e-KTP.

Dia bahkan mengklaim satu-satunya saksi perkara e-KTP yang memiliki rekaman hasil pembicaraan para pihak yang terlibat, selama empat tahun menggarap proyek e-KTP.

Pada perkara ini, tim KPK sebelumnya telah mendatangi Marliem dua kali di Amerika. Namun Marliem menolak untuk diperiksa, kecuali diberikan penggantian akibat kerugian dialaminya terkait proyek e-KTP. (mus)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya