Kapolda Metro Janji Akan Rilis Sketsa Penyerang Novel

Novel Baswedan
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Aprillio Akbar

VIVA.co.id – Kapolda Metro Jaya Irjen Pol M Iriawan mengatakan, polisi akan merilis ke publik perihal sketsa wajah terduga pelaku penyerangan air keras ke penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan. Namun, hal itu akan dilakukan jika penyidik telah mengklarifikasi sketsa dengan sejumlah saksi.

Omongan Lawas Novel Baswedan soal Karma Firli Bahuri: Tak Usah Dibalas, Nanti Jatuh Sendiri

"Nanti, kami akan klarifikasi ke saksi dulu, baru kalau saksi sudah betul-betul bisa hafal dengan sketsa yang ada, mereka tahu, mereka lihat, dan mereka mengalami. Nanti ditanya mirip sama dilihat apa tidak. Baru kami akan rilis ke publik sketsanya," kata Iriawan di gerbang tol Cikarang Utama, Kabupaten Bekasi, Jumat 30 Juni 2017.

Iriawan mengaku ada tiga sketsa wajah yang dibuat penyidik. Ketiga sketsa itu masih ditelaah lebih jauh oleh penyidik.

Firli Bahuri Kirim Surat ke Jokowi Nyatakan Mundur Jadi Ketua KPK, Novel: Modus Lama!

"Kan keterangan dari saksi, itu ada yang lihat lain-lain. Dari sisi samping kiri, kanan, samping, belakang, lain," ujarnya.

Kendati demikian, Iriawan masih belum mau mengungkap secara detail ciri-ciri orang dari sketsa tersebut. Dia berjanji sketsa ini bakal diumumkan bila waktunya sudah tepat.

Novel Baswedan Minta Firli Bahuri Segera Ditahan setelah Praperadilan Ditolak

"Nanti kami umumkan ya," tutur mantan kapolda Jabar itu.

Menurut dia, dengan adanya sketsa wajah tersebut dapat mengungkap identitas terduga pelaku. Bahkan, ia menyebut keakuratan sketsa dalam mengungkap kasus itu.

"Cukup akurat. Kan banyak yang sudah kami lakukan pengungkapan kasus dengan sketsa," katanya.

Akan tetapi, ia meminta publik bersabar dalam pengungkapan kasus Novel. Sebab, ada kasus yang memang penanganannya butuh waktu cukup lama lantaran tak adanya saksi-saksi.

Ia sebenarnya juga ingin kasus ini bisa secepatnya diungkap. Namun, memang pengungkapan kasus ini tak mudah karena beberapa masalah seperti tak ada saksi yang melihat jelas. Dibandingkan kasus yang lain seperti pembunuhan keluarga di Pulomas, teror kepada Novel berbeda.

"Kalau ada pasti cepat sekali, beda dengan yang lain. Kalau (kasus) Pulomas kan jelas, dari CCTV jelas. Teman-teman kan bisa lihat CCTV yang ada di lokasi (Novel) kan tak terlalu jelas,” ujarnya. 

“Kalau Pulomas jelas. Kemudian yang kemarin di Cengkareng juga jelas, malah helmnya (pelaku) terbuka., siang hari, banyak yang melihat, kelompoknya mengerti. Ini (Novel) berbeda dengan pelaku-pelaku pencurian kendaraan bermotor dan kekerasan yang lain," katanya.

Ia pun meyakinkan, penyidik tidak akan bekerja sendiri dalam mengungkap kasus ini. Dia menegaskan, penyidik selalu berkoordinasi dengan KPK termasuk sketsa wajah terduga pelaku akan dikoordinasikan dengan lembaga antirasuah itu.

Namun, dalam penyelidikan pihak KPK tidak dilibatkan. Tetapi jika pihak KPK ingin mengetahui perkembangan kasus bisa ditanyakan kepada dirinya.

"Boleh minta. Jangankan minta, orang (KPK) ikut kami kok. Itu artinya menempel, menggandeng. Ini bukan joint investigation ya. Bukan gabungan, bukan penyelidikan, karena tupoksi berbeda. Tapi, teman-teman KPK bisa melihat perkembangannya," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya