Balon-balon Udara Ancam Penerbangan di Yogyakarta

Ilustrasi balon-balon udara
Sumber :
  • REUTERS/Zoubeir Souissi

VIVA.co.id – Dalam beberapa hari terakhir ini terjadi ancaman keselamatan penerbangan saat melintasi wilayah udara Jawa Tengah dan sekitarnya. Banyaknya peluncuran balon udara tanpa awak oleh masyarakat setempat telah membahayakan penerbangan komersial.

Hal itu diungkapkan oleh Kepala Penerangan dan Perpustakaan (Pentak) Lanud Adisutjipto Yogyakarta, Mayor (Sus) Giyanto, di Yogyakarta, Selasa 27 Juni 2017. Menurut dia, balon-balon udara dengan diameter hingga 10 meter tersebut dapat terbang hingga 30.000 kaki.

“Bahkan, Malaysia Airlines yang melayani penerbangan dari Melbourne, Australia, tujuan Kuala Lumpur, Malaysia, melaporkan melihat balon udara pada ketinggian 38.000 kaki,” katanya.

Menurut Giyanto, keseluruhan balon udara tersebut, ditemukan di atas Magelang, Wonosobo, Temanggung, Banjarnegara, Purbalingga, Cilacap, Kebumen, Purworejo dan Kulonprogo. Area tersebut, lanjutnya berada di bawah kewenangan Yogyakarta Military Control Airspace.

Lebih lanjut Giyanto mengungkapkan balon-balon udara yang diterbangkan dengan memasang nyala api di bagian bawah balon ini bermunculan pada saat perayaan lebaran.

Ia menyebutkan, keberadaan balon tanpa awak dan tak berkendali ini dilaporkan oleh 19 penerbang. Pada Senin 26 Juni 2017 masuk sembilan laporan dan pada Selasa 27 Juni 2017 hingga pagi hari sudah masuk 10 laporan.
 

Kemenhub Akan Siapkan Festival Balon Udara Setiap Lebaran

Membahayakan

Keberadaan balon udara semacam itu, lanjutnya, sangat membahayakan keselamatan penerbangan. Ia menjelaskan, jika balon udara tersebut tersedot, dan masuk ke dalam mesin dapat menyebabkan kerusakan mesin yang bisa berakibat pesawat jatuh. 

“Jadi ini sangat berbahaya,” katanya.

Karena itu, Lajud Adisutjipto Yogyakarta meminta masyarakat tidak menerbangkan balon udara semacam itu, yang dapat menyebabkan ancaman keselamatan penerbangan. Terlebih lagi tambahnya, saat ini frekuensi penerbangan sangat tinggi.

General Manager AirNav Yogyakarta, Nono Sunariyadi, menambahkan, balon-balon udara semacam ini tidak terdeteksi oleh radar sehingga sulit untuk memberikan peringatan kepada pesawat yang sedang melintas.

“Juga dimungkinkan balon ini masuk dan melintas jalur penerbangan. Saat ini di atas Wonosobo saja terjadi tidak kurang 300 pergerakan pesawat per hari,” katanya.

Karena itu ia berharap masyarakat tidak menerbangkan balon udara. AirNav Yogyakarta, tambahnya sudah berkirim surat himbauan kepada Bupati, Sekda, Kapolres, dan Dandim Wonosobo, serta Banjarnegara.

Surat yang dikirim sebelum lebaran itu berisi himbauan untuk tidak melaksanakan pelepasan balon udara.

Sedangkan Direktur Utama AirNav Indonesia, Novie Riyanto R, juga sudah bersurat kepada Kapolda Jawa Tengah Irjen  Condro Kirono.

Dalam surat tertanggal 26 Juni 2017 itu, ia mengajak agar masyarakat mendapat penjelasan mengenai bahayanya balon udara bagi keselamatan penerbangan. (ren)

Balon Udara, Tradisi yang Mengancam Nyawa
Warga melepaskan balon udara saat mengikuti Java Balloon Festival di Pekalongan

AirNav Masih Deteksi Balon Udara Liar di Langit Jawa Tengah

Salah satunya terdeteksi di langit Pekalongan

img_title
VIVA.co.id
22 Juni 2018