Cerita Hilangnya Kejayaan Ujung Kamal, Kalah dari Suramadu

Suasana sepi di Penyeberangan Ujung Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Nur Faishal

VIVA.co.id – Anteran panjang kendaraan bermotor hanya cerita masa lalu. Kejayaan dermaga penyeberangan Ujung-Kamal Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, setiap menjelang Lebaran Idul Fitri seolah tenggelam. Nyaris biasa saja dalam menyambut momentum perayaan lebaran.

Satgas COVID-19: Efek Mudik Lebaran Baru Terlihat 2-3 Minggu Lagi

Mengular kendaraan diserta pemudik hanya segelintir dilihat di dermaga penyeberangan yang tujuan ke Surabaya ke Kamal, Bangkalan, Madura. Penyeberangan Ujung-Kamal punya peran mengantar penumpang, barang dan kendaraan dari Surabaya menuju Pulau Madura, atau sebaliknya.

Latar belakang nama ini, ujung sebutan untuk dermaga di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya. Sementara Kamal adalah dermaga di Kecamatan Kamal, Kabupaten Bangkalan, Madura.

Lonjakan Kasus COVID-19 Usai Lebaran, Menkes Siapkan Kondisi Terburuk

Dahulu, Ujung-Kamal merupakan salah satu penyeberangan sangat sibuk di Pulau Jawa. Macet ratusan meter saat lebaran Idul Fitri jadi pemandangan rutin tahunan. Kapal-kapal pengantar penumpang dan kendaraan dari Surabaya ke Pulau Madura atau sebaliknya antre merapat.

Warga Madura pasti ingat ketika Ujung-Kamal tengah menjadi buah bibir dulu. Selalu ada cerita tentang penyeberangan tersebut ke orang-orang kampung sampai di tanah kelahiran. Cerita tentang kemacetan panjang, pedagang asongan yang 'awur-awuran' menaikkan harga camilan, hingga cerita copet menyaru penumpang.

Jelang Lebaran, Ini Pesan Gubernur Jabar untuk Pemudik

Namun, Ujung-Kamal kini terkesan sepi, termasuk saat musim mudik. Saat VIVA.co.id menengok arus pemudik di Dermaga Ujung pada H-1 Lebaran, Sabtu, 24 Juni 2017, tiada antrean kendaraan di jalan menuju dermaga tempat kapal ferry bersandar.

Begitu lepas dari pintu loket, kendaraan atau penumpang langsung 'nyelonong' naik ke dalam kapal. Dari tiga dermaga yang ada, hanya dua dermaga yang digunakan. Itupun hanya satu dermaga yang kelihatan aktif.
"Hanya tiga kapal yang beroperasi," kata Zulhermansyah, petugas jaga di Dermaga Ujung.

Penyeberangan Ujung-Kamal sepi peminat setelah Jembatan Surabaya-Madura atau Suramadu dioperasikan sejak 10 Juni 2009 lalu. Jembatan penghubung Pulau Jawa-Madura itu kini jadi idola warga Madura kala toron atau pulang kampung) atau onggheh (pergi ke Pula Jawa).

Terus Menurun

Pengguna kapal ferry kebanyakan mereka yang rumahnya dekat dengan Kecamatan Kamal. Angka pengguna Ujung Kamal terus menurun karena pesona Jembatan Suramadu.

"Dari tahun ke tahun terus menurun. Sekarang Anda lihat sendiri, beda jauh dengan ketika belum ada Jembatan Suramadu. Apalagi katanya Suramadu digratiskan," kata Zul.

Sepinya penyeberangan Ujung-Kamal juga dirasakan para pedagang dan sopir angkutan dalam kota. Mereka lebih banyak mengandalkan penumpang yang turun dari kapal besar, yang datang dari luar pulau jauh untuk mengais untung. "Sepi, Mas, sekarang," kata Mutmainnah, pedagang buah di Dermaga Ujung. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya