Presiden Jokowi Bahas Nilai Alquran dan Keberagaman

Presiden Jokowi di Istana
Sumber :
  • VIVA.co.id/Agus Rahmat

VIVA.co.id – Peringatan Nuzulul Quran di Istana Negara, Jakarta, dirangkai dalam beberapa agenda. Seperti lomba musabaqoh tilawatil quran santri yatim piatu se Jakarta-Tangerang, hingga salat Isya berjamaah.

Dukung Jokowi TGB Dihujat, Ronaldo ke Juventus, dan Misteri Nining

Dalam pesannya, Presiden Joko Widodo mengatakan momentum Nuzulul Quran mengingatkan pada dua hal penting yakni bersemangat dalam ibadah, bertadarus, i'tikaf di masjid hingga mempertebal kesalehan sosial.

"Kedua, kita diingatkan pada tindakan Rasullulah, pada  gerakan Rasullulah yang memakai nilai-nilai universalitas Alquran untuk mentransformasikan bangsa Arab menjadi bangsa yang beradab dan maju," ujar Jokowi, di Istana Negara, Jakarta, Senin 12 Juni 2017.

Doa Anies-Sandi di Hari Ulang Tahun ke-57 Jokowi

Alquran adalah rahmat bagi semesta alam. Bukan saja untuk bangsa Arab. Maka bagi bangsa Indonesia, lanjut Jokowi, perlu meneladani Rasulullah dalam membangun negara ini.

Begitu juga Alquran mengajarkan, bahwa kita termasuk dalam golongan pendusta agama kalau tidak ada kepedulian terhadap fakir miskin. Kita juga masuk pendusta agama, lanjut Jokowi, jika membuat kerusakan di muka bumi.

Awas Keliru, Ini Perbedaan Nuzulul Qur'an dan Lailatul Qadar

Untuk itu, pemerintah dengan nilai-nilai universalitas Aquran itu, fokus dalam meningkatkan taraf ekonomi masyarakat secara berkeadilan.

"Pemerintah terus fokus untuk meningkatkan ekonomi yang berkeadilan bagi seluruh masyarakat, memerangi kemiskinan, memberantas radikalisme, memberantas terorisme, dan menggebuk komunisme," ujar Jokowi.

Lanjut Jokowi, Alquran juga mengajarkan untuk saling membantu, saling bekerja keras dalam rangka mengubah nasib bangsa Indonesia menjadi lebih baik.

Nilai universal Alquran itu, kemudian dijabarkan oleh pemerintah dengan pembangunan infrastruktur, konektivitas antar wilayah sehingga memberi dampak pada biaya logistik menurun, transportasi turun, sehingga terciptanya pemerataan.

"Dengan panduan Alquran, kita perlu memahami bahwa sudah menjadi kodrat bangsa kita, Indonesia, untuk hidup dalam kebhinnekaan," kata Jokowi melanjutkan.

Jelas Jokowi, ada 714 suku di Indonesia, berbagai agama yakni Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha dan Konghucu. Beragam ras dan golongan juga hidup di Indonesia. Menurutnya, keberagaman ini sebagai anugerah dari Allah SWT.

"Dan, kita wajib merawat apa yang sudah menjadi anugerah Allah dan kita wajib merawat Bhinneka Tunggal Ika kita," lanjutnya.


 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya