Bupati Ini Gunakan Safari Tarawih untuk Kampanye Anti ISIS

Bupati Bantul Suharsono (kanan) di sela-sela Safari Tarawih keliling
Sumber :
  • VIVA/Daru Waskita

VIVA.co.id – Ancaman ISIS sudah di depan mata bangsa Indonesia. Mereka secara perlahan bergeser dari kawasan Timur Tengah. Filipina sudah menyatakan perang terhadap ISIS. Di Indonesia, serangan bom bunuh diri di Kampung Melayu Jakarta beberapa waktu yang lalu menjadi bukti jaringan ISIS sudah ada dan nyata di Indonesia.

Rusia Sebut AS Buru-buru Tuduh ISIS Atas Serangan Gedung Konser di Moskow

Dengan potensi ancaman itu, Bupati Bantul Suharsono memanfaatan momentum Ramadan untuk terus mengimbau warganya untuk waspada terhadap gerakan teroris global. Ia memanfaatkan safari salat tarawih keliling untuk menggugah kesadaran masyarakat akan peduli terhadap ancaman bagi bangsa Indonesia.

"Sudah ada bom bunuh diri di Kampung Melayu. Ini bukti bahwa sel-sel ISIS sudah ada di Indonesia dan ini bukan masalah agama lagi," kata Suharsono di sela-sela Safari Tarawih di Masjid Al Firdaus, Bangunharjo, Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul, Yogyakarta, Senin malam, 29 Mei 2019.

Tidak Hanya di Rusia, Ada Deretan Jejak ISIS dalam Aksi Teror di Indonesia

Pensiunan Perwira Menengah Polda Banten ini mengatakan bahwa semua agama termasuk Islam sendiri tidak ada yang mengajarkan bom bunuh diri untuk membunuh orang. "Agama menebarkan perdamaian, kasih sayang bukan membunuh," ungkapnya.

Momentum Ramadan ini, kata Suharsono, merupakan waktu yang tepat untuk sesama warga bangsa untuk saling kembali menciptakan kedamaian, toleransi dan menjalankan agama masing-masing secara baik. "Mari dalam bulan Ramadan ini kita ciptakan perdamaian bagi semua umat," bebernya.

Terkuak Alasan Rusia Kecolongan Diserang ISIS, Meski Sudah Diwanti-wanti AS

Kepala Desa Bangunharjo, Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul, Yogyakarta, Yuni Ardi Wibowo, mengatakan sebagai daerah yang berbatasan langsung dengan wilayah Kota Yogyakarta tentunya mobilitas atau perpindahan warga cukup cepat sehingga pendataan penduduk atau warga baru juga harus ditingkatkan.

"Jangan sampai kita kecolongan dengan pendatang baru yang menyebarkan faham radikalisme," ucapnya.

Diakui Yuni, di wilayahnya memang ada indikasi seseorang yang sudah mengajarkan atau melarang menyanyikan lagu Indonesia Raya, dan hal tersebut sudah dipantau oleh aparat Kepolisian Polda DIY.

"Saya sudah memberikan pembekalan kepada RT, Kepala Dusun untuk mendata penduduk baru dan juga penduduk yang pindah domisili sehingga kita tidak kecolongan jika ada hal-hal buruk yang terjadi," katanya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya