Reaksi Panglima TNI Soal Ancaman ISIS asal Filipina

Panglima TNI, Jenderal Gatot Nurmantyo (tengah).
Sumber :
  • Puspen TNI

VIVA.co.id – Konflik bersenjata di Filipina dan adanya teror di Kampung Melayu, Jakarta Timur, membuat Indonesia disebut-sebut rawan disusupi oleh kelompok ISIS dari Filipina. 

19 Pati TNI Naik Pangkat Lebih Tinggi, Ini Daftar Namanya

Menanggapi hal itu, Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) Jenderal Gatot Nurmantyo menyatakan kesiapannya untuk menghalau mereka. Dia pun menyiapkan patroli bahkan dari laut. 

"Jadi TNI dan Kepolisian (bekerja sama) ya. TNI melakukan patroli semacam dari Maluku Utara, sampai ke Sulawesi. Itu patroli laut," kata Jenderal Gatot, ketika ditemui usai buka bersama di Gondangdia, Jakarta Pusat, Minggu, 28 Mei 2017.

Operasi Perdamaian Dunia, Mabes TNI Akan Kirim 1.025 Prajurit Pilihan ke Kongo

Selain itu, mantan Kepala Staf Angkatan Darat ini juga menyebut kerja sama lain dengan pihak Polri. Yakni melakukan penjagaan di sepanjang pantai yang rawan disusupi. 

"Kemudian di daratnya, bersama-sama Kepolisian, patroli sepanjang pantai, supaya tidak ada penyusupan," ujar Jenderal Gatot. 

Wakasal Laksdya TNI Erwin Hadiri Upacara Peringatan HUT Ke-78 TNI AU

Panglima menegaskan TNI dan Polri akan langsung menindak keras teroris yang hendak menyusup itu. "Ya ditangkap. Ya tangkap saja," kata dia. 

Sebelumnya, Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Budi Gunawan menyampaikan aksi teror Kampung Melayu diduga kuat dilakukan oleh kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD) yang berafiliasi dengan ISIS. 

"Serangan teror bom di Kampung Melayu merupakan bagian dari strategi ISIS untuk menunjukkan eksistensinya setelah mendapatkan tekanan di Suriah," kata Budi dalam keterangan tertulisnya, Sabtu, 28 Mei 2017.

Budi menunjukkan dalam waktu yang bersamaan, ISIS melakukan aksi di berbagai lokasi, mulai dari serangan di Manchester, Inggris. Kemudian Marawi, Filipina selatan, dan Kampung Melayu, Indonesia. 

"Hal ini menunjukkan ISIS telah membangun jaringan secara global dan selama ini membentuk sel-sel jaringan di berbagai negara yang siap untuk dikomando melakukan serangan di berbagai tempat yang mereka targetkan," ujar Budi. (ase)
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya