Pesan Cak Nun untuk Keutuhan NKRI

Emha Ainun Nadjib
Sumber :
  • Antara/ Puspa Perwitasari

VIVA.co.id – Cendekiawan Emha Ainun Nadjib atau Cak Nun menyampaikan pandangannya terkait persoalan bangsa seperti polemik pasca Pilkada DKI. Cak Nun punya pesan agar semua pihak bisa bersikap mementingkan kepentingan bersama bukan pribadi.

Jejak Jurnalis Pemuda Arab di Jalan Kemerdekaan

Cara ini, menurutnya, menjadi cikal bakal keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

"Kalau kita orang NKRI, maka sikap dan pola pikir kita harus NKRI. Bukan PDIP, bukan Golkar, bukan berpikir HTI, bukan Nasdem, atau apa pun. Cara berpikir kita harus NKRI," kata Cak Nun dalam wawancara dengan tvOne, Selasa, 23 Mei 2017.

MPR Dorong Pelurusan Filosofi Sejarah Kemerdekaan

Cak Nun menekankan, jangan mengkotak-kotakkan dalam menyelesaikan persoalan. Semua pihak dari berbagai elemen termasuk pemerintah harus turun dengan pikiran utama adalah menjaga NKRI.  

"Jangan berpikir lain sebagai presiden, menteri. Tapi harus berpikir mempersembahkan untuk NKRI. Berpikir seluruh tunainya untuk NKRI, Kalau enggak ada NKRI, enggak ada Bhinneka Tunggal Ika," lanjut pria 63 tahun tersebut.

Jokowi: Berbeda-beda Anugerah Allah

Ia pun menilai lucu jika ada aksi protes dengan mengatasnamakan masyarakat Bhinneka Tunggal Ika. Hal ini menurutnya ada karena yang melakukan aksi demo tak paham dengan persaudaraan satu bangsa.

"Kalau kita mau unjuk rasa atas nama Bhinneka Tunggal Ika, ya tak bisa. Bhinneka Tunggal Ika itu luas dengan penduduk manusia," tuturnya.

Kemudian, ia juga menyoroti perlunya menghilangkan sikap sombong dalam menyelesaikan masalah. Selama ini, dengan kesombongan membuat pihak yang bertikai selalu mencari siapa yang salah. Padahal, pola pikir ini dinilai keliru.

Ia berpendapat, semestinya mengutamakan penyebab apa yang salah dan menjadi pemicu masalah.

"Kayaknya kita harus ‘memusnahkan’ siapa yang salah. Jadi kalau boleh kita mencari apanya yang salah, bukan siapanya. Kita harus mempersoalkan nilai, kalau kita siapa yang menang dan kalah, bukan itu. Karena manusia itu diciptakan bukan untuk menang, kalah. Kecuali sepakbola, tinju," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya