Gerindra Anggap Ridwan Kamil Tak Setia

Ridwan Kamil
Sumber :
  • Bandung.go.id

VIVA.co.id - Partai Gerindra menganggap Ridwan Kamil tak setia dengan komitmen politik partai pimpinan Prabowo Subianto itu. Penyebabnya ialah Gerindra bersama Partai Keadilan Sejahtera (PKS) merasa berjasa mengantarkan Ridwan Kamil alias Emil memenangi Pilkada Kota Bandung pada 2013.

Ridwan Kamil: Covid-19 Penyakit Orang Kota

Namun, menurut Gerindra, Emil belakangan menerima tawaran Partai Nasdem untuk dicalonkan sebagai gubernur Jawa Barat pada Pilkada tahun 2018. Emil bahkan menyanggupi syarat yang diajukan Nasdem agar dia mendukung Joko Widodo sebagai calon presiden pada Pemilu Presiden tahun 2019. Sementara Gerindra telah memutuskan mencalonkan lagi Prabowo Subianto.

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Ferry Juliantono, berterus terang mengakui Emil sebagai orang baik. Tetapi, katanya, hal itu tak cukup dalam politik.

Ridwan Kamil Setop PSBB di Jawa Barat, Kecuali Bodebek

“Dia baik, Ridwan Kamil, tapi secara ideologi kemudian nyebrang (menerima tawaran Partai Nasdem), apalagi jauh-jauh hari sudah mendukung Pak Jokowi jadi calon presiden,” kata Ferry di sela Konsolidasi Arahan Pilkada 2018 di Kota Bandung pada Rabu malam, 17 Mei 2017.

Gerindra, kata Ferry, tetap menghormati dan berhubungan baik dengan Emil. Tetapi dianggap tak lagi memenuhi kriteria Gerindra untuk dicalonkan sebagai gubernur Jawa Barat. “Untuk kasus seperti itu tentu tidak bisa memenuhi kriteria," katanya.

Ridwan Kamil Tawarkan Proyek Investasi di Jabar Rp700 Triliun

Berdasarkan hasil Rapat Pimpinan Daerah, Gerindra memutuskan mencalonkan Mulyadi sebagai gubernur Jawa Barat. Mulyadi kini menjabat Ketua Partai Gerindra Jawa Barat.

Namun keputusan itu belum final karena Gerindra perlu berkoalisi dengan partai lain, meski sudah mengisyaratkan berkoalisi dengan PKS. Lagi pula, Gerindra juga mengakui popularitas dan elektabilitas Mulyadi masih rendah dibanding Emil atau figur lain.

Keputusan final tentang pasangan calon gubernur dan wakil gubernur yang diusung Gerindra bergantung dinamika politik pada hari-hari mendatang sampai tiba waktu pendaftaran.

"Seperti yang di Pilkada Jakarta, itu satu hari sebelum pendaftaran baru diputuskan. Itu merupakan rahasia Tuhan dan memang kadang-kadang pasangan atau koalisi akan tersetujui pada hari-hari nanti," ujarnya.

Gerindra memang mengisyaratkan berkoalisi dengan PKS tetapi belum keputusan akhir. Masih banyak dinamika politik, terutama proses negosiasi politik, yang dapat memengaruhi keputusan itu kelak.

"Saya enggak berani berandai-andai terlalu jauh, karena itu juga sangat ditentukan oleh dinamika negosiasi dan banyak faktor," katanya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya