PKS Minta Ridwan Kamil Tak Campuri Urusan Partai Politik

Ridwan Kamil
Sumber :
  • Bandung.go.id

VIVA.co.id - Partai Keadilan Sejahtera (PKS) keberatan dengan pernyataan Ridwan Kamil tentang kebijakan partai itu untuk Pilkada Jawa Barat tahun 2018. Bagi PKS, Wali Kota Bandung itu sudah mulai mencampuri urusan kebijakan partai politik, padahal dia bukan kader.

Tolak Pengesahan UU DKJ, PKS Bilang Gedung DPR Belum Dibangun di IKN

Sekretaris Dewan Pimpinan Wilayah PKS Jawa Barat, Abdul Hadi Wijaya mempersoalkan komentar Ridwan Kamil alias Emil yang menyinggung bahwa partai itu lebih mengutamakan kader untuk dicalonkan gubernur Jawa Barat.

"Sebaiknya jangan mendiskusikan sebuah kebijakan partai, karena itu urusan rumah tangga partai. Kami (PKS) punya pertimbangan banyak dan musyawarah berlapis," kata Hadi kepada VIVA.co.id, Jumat, 5 Mei 2017.

Terima Prabowo-Gibran Menang Pilpres 2024, Sekjen PKS: Masalah Hukum Itu Lain Ceritanya

Hadi menjelaskan, sama seperti partai politik lain, PKS juga memiliki pertimbangan sendiri untuk memutuskan sebuah kebijakan. Begitu juga dalam hal Pilkada Jawa Barat. PKS menghormati partai lain dan begitu pula sebaliknya.

Tak elok, menurut Hadi, jika orang bukan kader partai mana pun mengomentari kebijakan sebuah partai. Dia menyebut itu sebagai fatsun politik atau bagian dari tata krama berpolitik. "Pernyataan Ridwan Kamil itu kurang tepat kalau dipandang dalam kacamata tadi (fatsun politik)," ujarnya.

Nama Anies Baswedan Mencuat Maju di Pilkada DKI Jakarta 2024, PKS Siap Usung Lagi?

Hadi mengingatkan, PKS tak pernah menyoal sikap politik Ridwan Kamil yang memutuskan menerima tawaran Partai NasDem untuk dicalonkan sebagai gubernur Jawa Barat. "Kami juga enggak pernah menyalahkan kenapa dia pilih partai A atau B." Maka, katanya, seyogianya Emil menghormati kebijakan PKS.

Alasan terima NasDem

Emil menepis tudingan sebagian kalangan yang menyebutnya melupakan Partai Gerindra dan PKS lalu berpaling ke Partai Nasdem. Dua partai yang disebut pertama adalah partai yang berhasil mengantarkannya menjadi Wali Kota setelah memenangi Pilkada Kota Bandung pada 2013.

Pada Selasa, 2 Mei 2017, dia mengaku tetap menjalin komunikasi dengan Gerindra. Namun, katanya, "Gerindra mensyaratkan saya jadi kadernya" jika ingin dicalonkan sebagai gubernur Jawa Barat. Dia keberatan dengan syarat itu karena sedari dulu sebagai profesional, yakni arsitek.

PKS, kata Emil, tak meminta dia menjadi kader, tetapi "PKS mendahulukan kadernya" untuk dicalonkan gubernur Jawa Barat. Dia tak memaksakan kehendak untuk dicalonkan PKS. Lalu Partai Nasdem datang menawarkan dukungan dan dia langsung menerimanya. (mus)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya