PDIP Sebut Belum Tentu Calonkan Ganjar di Pilkada Jateng

Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo.
Sumber :
  • Fajar Sodiq/Solo

VIVA.co.id - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) belum memastikan figur yang akan dicalonkan dalam Pilkada Jawa Tengah tahun 2018. Sejumlah kalangan memang menyebut Ganjar Pranowo, Gubernur petahana, sebagai kandidat kuat, namun keputusan akhir dan mutlak ada pada Megawati Soekarnoputri, Ketua Umum PDIP.

Diah Warih Muncul di Bursa Cagub-Cawagub Jateng, Bersaing dengan Kaesang hingga FX Rudy

Menurut Wakil Ketua Dewan Pimpinan Daerah PDIP Jawa Tengah Bonnaventura, partainya masih menjajaki sosok yang tepat untuk diusung pada Pilkada Jateng. Segala kemungkinan, katanya, bisa terjadi tentang figur yang akan dicalonkan.

"Sebagai elemen partai di struktural, sifatnya menunggu sinyal. Semuanya mungkin. Tapi ranah siapa yang dicalonkan itu ada di DPP (Dewan Pimpinan Pusat PDIP). Otoritas mutlak ada di Ketua Umum (Megawati Soekarnoputri)," kata Bonna di Semarang, Jumat, 5 Mei 2017.

Survei PPI: Popularitas Gibran Unggul di Pilgub Jateng, Faktor Anak Jokowi Cuma 8,1 Persen

Dia membayangkan situasi yang bakal terjadi menyerupai saat-saat terakhir PDIP memutuskan mencalonkan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dalam Pilkada DKI Jakarta. Situasi sebelum diputuskan kala itu, sebagian kelompok di PDIP tak menghendaki Ahok, namun sebagian yang lain mendorong-dorong petahana.

Namun akhirnya Megawati-lah yang memutuskan dan semua wajib mematuhi keputusan itu. "Begitu Ketua Umum memutuskan, semua tegak lurus (mematuhi), walau pun akhirnya seperti kemarin (Ahok-Djarot kalah). Di Jawa Tengah juga sama, segala masih mungkin," ujarnya. 

PPI: Dari Segi Popularitas Bakal Cagub Jateng, Gibran Tertinggi

PDIP Jawa Tengah pun masih mengkaji melalui survei tentang elektabilitas sejumlah kandidat. Beberapa nama potensial memang masuk dalam survei itu, termasuk Ganjar Pranowo. Nama lain yang sudah mengemuka ialah Musthofa, Bupati Kudus.

"Apakah incumbent (Gubernur petahana) maju lagi, kita belum bisa katakan. Itu fenomena politik. Kalkulasinya banyak, bisa Mas Ganjar lagi, bisa yang lain," katanya.

Peristiwa kekalahan PDIP dalam Pilkada DKI akan menjadi pengalaman berharga PDIP di Jateng. Tokoh-tokoh selain petahana bisa saja muncul, meski elektabilitasnya kecil.

"Seperti dulu Mas Ganjar masuk Jawa Tengah elektabilitasnya cuma enam persen, dan Bibit Waluyo (calon petahanan kala itu) waktu itu tiga puluh enam persen. Tapi dengan bangunan mesin partai yang solid, semuanya bisa," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya