- Bandung.go.id
VIVA.co.id - Partai Gerindra merasa dimanfaatkan Ridwan Kamil. Padahal partai itu bersama Partai Keadilan Sejahtera (PKS) berhasil mengantarkan Ridwan sebagai Wali Kota setelah memenangi Pilkada Bandung pada 2013.
Bucky Wikagoe, Wakil Ketua Partai Gerindra Jawa Barat, menjelaskan salah satu alasan partainya ogah mencalonkan Ridwan Kamil alias Emil dalam Pilkada Jawa Barat tahun 2018, karena etika politik sang Wali Kota kurang baik. Emil, katanya, ibarat kacang lupa kulit; melupakan Gerindra setelah menjabat Wali Kota.
Dia mengingat ketika Emil diundang dalam sebuah acara perayaan ulang tahun Gerindra Jawa Barat beberapa waktu lalu. Emil, katanya, kala itu berpidato dan mengatakan "Saya ini Gerindra, tidak akan melupakan Gerindra, dan silakan keberhasilan saya (diklaim juga) sebagai keberhasilan Gerindra".
"Itu statement yang baik. Tetapi setelah itu terjadi, dia dideklarasikan Partai Nasdem (sebagai calon gubernur Jawa Barat)," kata Bucky kepada VIVA.co.id pada Kamis, 4 Mei 2017.
Dia mengingatkan juga keputusan Emil menerima tawaran Nasdem untuk dicalonkan Gubernur Jawa Barat yang salah satu syaratnya berkomitmen mendukung Joko Widodo dalam Pemilihan Presiden tahun 2019. Sikap itu menguatkan asumsi bahwa Emil sudah meninggalkan Gerindra, karena Gerindra mencalonkan sang Ketua Umum, Prabowo Subianto, pada 2019.
"Salah satu poinnya itu, keharusan mendukung Jokowi untuk diusung jadi presiden (pada Pemilu Presiden 2019). Poin ini tentu saja sangat bertentangan dengan Gerindra," ujar Bucky.
Menurutnya, dengan manuver itu, Emil secara tidak langsung menghilangkan kepercayaan Gerindra Jawa Barat dan Prabowo Subianto.
"Ketika dia ikut deklarasi dengan Nasdem, berbicara dengan Gerindra pun enggak ada. Jadi ini soal etika seorang pemimpin. Jadi Gerindra dimanfaatkan, Pak Prabowo sudah sangat percaya," katanya. (ase)
