Cara Bedakan Informasi atau Hoax

Diskusi The Impact of Social Media on News Literacy di @america
Sumber :
  • VIVA.co.id / Ade Alfath

VIVA.co.id – Bagaimana mempercayai sebuah informasi benar atau tidak? Pertanyaan itu mungkin muncul di pikiran banyak orang di era informasi dan ditigal saat ini. 

Apakah Charlie Hebdo Wujud Kebebasan Pers Prancis?

Media mainstream ataupun media sosial memuat begitu banyak informasi yang kadang berbeda-beda dan bertentangan. Lalu yang manakah yang harus dipercaya? 

Profesor dari Stony Brook University di Amerika Serikat, Steven Reiner memberikan saran dalam menentukan kebenaran sebuah informasi. Steven mengakatan ketika menerima sebuah informasi, maka harus dipastikan dari mana sumber informasi itu berasal. Kemudian, apakah informasi itu mempunyai bukti, dan bagaimana informasi itu disampaikan. 

Jokowi Santai Soal Sampul Majalah Tempo, Beda dengan Pendukungnya

"Apakah informasi itu berasal sumber pertama atau kedua. Hal itu penting untuk dicek dalam mempercayai sebuah informasi," kata Steven dalam diskusi The Impact of Social Media on News Literacy yang digelar Kedutaan Besar Amerika untuk Indonesia di @america, Jakarta, Rabu malam 3 Mei 2017. 

Kendati demikian, Steven sedikit memberi saran, sebuah kebenaran informasi itu sebenarnya tidak berasal dari media mana pun. Tapi kebenaran itu tergantung dari diri masing-masing individu bagaimana yang bersangkutan menggali lebih dalam dsri sebuah informasi yang diterima. 

Video Penjelasan soal MPR Tolak Laporan BJ Habibie karena Timor Timur

"Seiring dengan perkembangan teknologi informasi yang begitu luas, sejalan dengan bagaimana mempertanggungjawabkan sebauh informasi. Bersikap lebih aktif, sebab sebuah informasi itu harus bergantung kepada bukti dan konfirmasi," ujarnya. 

Ilustrasi smartphone diretas.

Jurnalis Tempo Diretas, Negara Harus Hadir dan Tangkap Pelaku

Jurnalis Tempo yang diretas ditelah dilanggar haknya yaitu berdasarkan kemerdekaan pers dan UU ITE pasal 30 juncto pasal 46.

img_title
VIVA.co.id
27 Desember 2020