Polisi Tak Tanggung Biaya Sekolah Anak Korban Penembakan

Seorang korban penembakan polisi usai kendaraannya menolak diperiksa surat-suratnya di Kota Lubuk Linggau Sumatera Selatan, Rabu (19/4/2017)
Sumber :
  • VIVA.co.id/Aji YK

VIVA.co.id - Kepolisian tidak menanggung biaya sekolah anak-anak Indra (35), seorang korban tewas akibat ditembak oknum polisi di Lubuklinggau, Sumatera Selatan, pada 18 April 2017.

Kemlu Pastikan Tidak Ada WNI Jadi Korban Penusukan Massal di Mal Sydney

Kepolisian Daerah Sumatera Selatan hanya menanggung semua biaya pengobatan para korban sampai mereka kemballi pulih dan beraktivitas seperti biasa.

"Dari awal sudah saya jelaskan: seluruh pengobatan korban kami yang tanggung, termasuk juga santunan. Kalau itu (biaya sekolah anak korban), tidak ada. Di dalam hukum juga tidak ada," kata Kepala Polda Sumatera Selatan, Inspektur Jenderal Polisi Agung Budi Maryoto, di Palembang pada Kamis, 27 April 2017.

Strategi Pemerintah Cegah Kepadatan Penyeberangan Sumatera ke Jawa saat Arus Balik Lebaran

Polda sedang mengevaluasi penggunaan senjata api seluruh personel setelah peristiwa penembakan satu keluarga dalam mobil di Lubuklinggau itu. Namun Polda tak mempertimbangkan mengganti Kepala Polres Lubuklinggau sebagai sanksi akibat insiden berdarah itu.

Menurut Agung, tidak ada rencana penggantian Kepala Polres Lubuklinggau, karena peristiwa penembakan itu adalah ulah oknum tunggal, bukan perintah pimpinan. "Kan, yang melakukan (tersangka) tunggal," ujarnya.

Ahli Waris 7 Korban Kecelakaan Bus Rosalia Indah Terima Santunan dari Jasa Raharja

Dua korban tewas

Korban penembakan oknum polisi bertambah dari seorang menjadi dua orang. Korban pertama ialah Surini (54 tahun), yang tewas di lokasi penembakan pada Selasa pagi, 18 April 2017. Dia terluka tembak di dada, perut, dan paha.

Korban kedua adalah Indra (35 tahun), yang terluka tembak cukup parah di bagian leher. Dia sempat dirawat di Rumah Sakit Sobirin Mura di Lubuklinggau lalu dirujuk ke Rumah Sakit Muhammad Husein Palembang. Namun Indra tak dapat ditolong dan meninggal dunia pada Senin pagi, 24 April 2017.

Dua korban lain, yakni Novianti (30 tahun) dan Dewi (35 tahun), dinyatakan sehat walafiat setelah dirawat di Rumah Sakit Bhayangkara, Palembang. Mereka diizinkan pulang ke rumahnya pada Selasa, 25 April 2017. Novianti mengalami dua luka tembak di lengan kanan, sedangkan Dewi terkena satu luka tembak lengan kiri.

Gatot alias Diki (30 tahun), sopir mobil yang dikendarai satu keluarga itu, juga dinyatakan membaik setelah operasi bedah untuk mengeluarkan satu proyektil peluru yang bersarang di perutnya. Namun dia masih dirawat di ruang intensive care unit di Rumah Sakit Sobirin Mura di Lubuklinggau. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya