40 Hari Wafat, Pemikiran Hasyim Muzadi Dibedah

Peringatan 40 hari wafatnya KH Hasyim Muzadi
Sumber :
  • VIVA.co.id/Zahrul Darmawan

VIVA.co.id – Bedah buku mengiringi peringatan 40 hari wafatnya tokoh Nahdlatul Ulama (NU), almarhum KH. Hasyim Muzadi, di kompleks Pondok Pesantren Al Hikam, Beji, Depok, Jawa Barat, Minggu, 23 April 2017. Buku-buku tersebut menceritakan tentang hasil pemikiran Hasyim Muzadi semasa hidupnya.

Silaturahmi ke Keluarga Hasyim Muzadi, Ganjar Pranowo: Pak Hasyim Memberi Banyak Ilmu ke Saya

Kegiatan ini dihadiri salah satu tokoh nasional, yakni mantan Menteri Luar Negeri era Susilo Bambang Yudhoyono, Hasan Wirayudha berikut sejumlah santri pondok pesantren tersebut. Hasan mengakui, almarhum Hasyim Muzadi banyak memberi kesan mendalam untuk bangsa ini.

“KH. Hasyim itu Menteri Luar Negeri-nya NU. Sebab, orang yang pertama kali menggaungkan tentang Islam Rahmatan Lil Alamin. Itu disuarakan di dunia menyusul peristiwa 911 di Amerika yang menyudutkan Islam,” ujarnya seusai mengisi acara bedah buku Islam Moderat Untuk Perdamaian Global (Jembatan Islam dan Barat). 

Anak KH Hasyim Muzadi, Iis Dahlia, hingga Artis Ribet Versi Ernest

Hasan pun menilai sosok kiai NU itu membawa pesan Islam Rahmatan Lil 'Alamin pada dunia. Tidak hanya di dunia barat, tapi juga pada Timur Tengah.

“Untuk Barat, ada yang harus disampaikan tentang Islam damai. Pasalnya, ada miss-perseption tentang Islam. Untuk itu, perlu disampaikan pada non muslim yang peduli pada Islam. Untuk Timur Tengah, dirinya juga memprediksi dengan adanya perbedaan antara Syiah dan Sunni membawa konflik,” jelasnya.

NU: Gus Hilman Mirip KH Hasyim Muzadi

Dengan kondisi ini, KH. Hasyim secara gencar menyampaikan pesan Islam Rahmatan Lil Alamin pada dunia, mengenalkan NU sebagai organisasi yang moderat pada dunia. Apalagi, ke-Islaman yang ada di Indonesia juga bersinggungan dengan peradaban Timur dan Barat.

“Namun, berdasarkan keragaman budaya, suku, agama, menjadikan Islam di Indonesia yang moderat. Meski begitu, selama di luar Negeri beliau tidak menjual NU untuk pribadi, padahal kesempatannya ada,” katanya.

Sementara itu, menantu almarhum KH. Hasyim Muzadi, Arif  Zamhari mengungkapkan, terdapat empat buah buku tentang KH. Hasyim Muzadi yang terbagi menjadi dua sesi. Di antaranya, buku Biografi KH. A. Hasyim Muzadi Ngaji Hidup Mengasah Kehidupan, dengan penulis almarhum A. Millah Hasan dan buku ‘Dakwah bil Hikmah (Reaktulaisasi ajaran Wali Songo Perjuangan dan Pemikiran KH. Hasyim Muzadi)’ penulis Sofiuddin.

“Diharapkan dengan bedah buku nantinya bisa mengetahui lebih dalam pemikiran dan perjuangan KH. Hasyim Muzadi. Terlebih lagi, bisa melanjutkan perjuangannya untuk bangsa dan Negara,” ujar Arif. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya