Ridwan Kamil Sebal Disebut Hambat Tokoh Lain Cagub Jabar

Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil (kiri).
Sumber :
  • VIVA.co.id/Adi Suparman

VIVA.co.id - Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil, sebal dengan penilaian seorang pakar ilmu politik yang menyebut popularitas dan elektabilitasnya telah menghambat pamor tokoh lain sebagai kandidat gubernur Jawa Barat.

Kawasan Lembang Padat Merayap, Antrean Kendaraan Mengekor hingga Kota Bandung

Ridwan berpendapat, bukan salahnya kalau popularitas dan elektabilitasnya tinggi. Lagi pula, itu juga dampak baik dari kinerja dan prestasinya memimpin Kota Bandung.

"Kalau orang merasa minder, itu problemnya orang itu. Jangan problem ke saya," katanya menjawab pertanyaan wartawan ketika diminta komentarnya tentang penilaian pakar ilmu politik itu Bandung pada Rabu, 19 April 2017.

Sekda Ema Sumarna Mengundurkan Diri Usai Jadi Tersangka Suap Bandung Smart City

Barangkali, kata Emil (panggilan akrabnya), sebagian kalangan mengira pamornya terdongkrak setelah dia menjadi Wali Kota dan sering berhubungan dengan media massa. Tetapi, katanya, sebenarnya tak ada yang berubah mengenai etos kerjanya dulu maupun sekarang.

"Saya mah etos kerjanya sebelum jadi Wali Kota, setelah jadi Wali Kota, sama saja. Bekerja secepatnya, seprofesionalnya," ujarnya.

Anggota Dishub Ditampol Mangkuk Bubur Ayam Usai Negur Parkir Sembarangan

Emil menyarankan tokoh lain yang berhasrat mencalonkan gubernur Jawa Barat agar tak berfokus pada soal figur saja. Soalnya setiap pemimpin memiliki karakter dan gaya masing-masing. Semestinya setiap orang menunjukkan kinerja terbaiknya agar diapresiasi masyarakat.

Emil bersyukur saja ketika kota yang dipimpinnya mulai menampakkan kemajuan. Tapi itu tak membuatnya merasa hebat. "Kalau disebut besar kepala atau apa, itu mah tafsir orang aja."

Ridwan Kamil effect

Sebelumnya, pakar ilmu politik pada Universitas Parahyangan Bandung, Asep Warlan Yusuf, menilai sosok Ridwan Kamil mengganggu figur lain untuk maksimal meningkatkan elektabilitas dan popularitas.

"Ridwan Kamil effect (dampak popularitas), hemat saya, sangat mengganggu betul proses untuk menilai orang lain. Ketika kita punya kriteria yang dibutuhkan publik: muda, kreatif, jaringan luas, jujur, semua contekannya ada di Ridwan Kamil," katanya di sela konfrensi pers di Bandung pada Senin, 17 April 2017.

Akibatnya, menurut Asep, ketika kriteria itu diujikan kepada figur-figur lain, tidak menghasilkan nilai kualitas yang kompetitif dan seimbang. "Seolah tidak ada yang bisa menyaingi itu (Ridwan Kamil). Seolah-olah hanya melengkapi," katanya.

Mendorong figur-figur kompeten untuk mencalonkan dalam Pilkada Jawa Barat, kata Asep, wajar untuk menciptakan pilihan-pilihan yang layak. Bahkan, dengan banyaknya pilihan, kualitas pemimpin yang amanat dan jujur akan muncul.

"Padahal penting juga untuk mendorong, mengangkat, dan mempublikasikan orang-orang yang di luar Ridwan Kamil," katanya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya