Cegah Massa ke Jakarta, Polisi Razia Bus di Semarang

Ilustrasi polisi
Sumber :
  • VIVA.co.id/Anhar Rizki Affandi

VIVA.co.id – Kepolisian Resort Kota Semarang, Jawa Tengah, menggelar razia di wilayah perbatasan untuk mengantisipasi pengerahan massa pada pemungutan suara Pilkada DKI putaran dua, Rabu, 19 April 2017. 

Polisi Kerahkan 4.300 Pasukan Kawal Pilkada Depok dan Tangsel

Razia ini menyasar seluruh rombongan bus yang melewati Terminal Mangkang, Semarang, Jawa Tengah. Operasi ini dilakukan sejak Senin, 17 April 2017.

Menurut Kepala Bagian Operasi Polrestabes Semarang, Ajun Komisaris Besar Polisi Iga DP Nugraha, apel kesiapsiagaan di wilayah perbatasan Semarang dilakukan oleh polisi dibantu unsur TNI. 

Ratusan Prajurit Kavaleri TNI Bantu Amankan Pilkada Depok

"Intel-intel ditambah Babinsa dan Dalmas sudah disiagakan. Ini untuk pencegahan secara persuasif jika ditemukan sekelompok orang yang akan ikut 'Tamasya Al Maidah'," ujar Iga, Selasa, 18 April 2017.

Ia menyatakan personelnya akan memperketat penjagaan dalam dua shift. Tiap delapan jam sekali ada 50 personel gabungan yang mengawasi kendaraan roda empat yang kemungkinan mengangkut para peserta “Tamasya Almaidah”.

Polri Siapkan Operasi Mantap Praja Amankan Pilkada Serentak

"Malam nanti kami gelar apel lagi untuk pergantian pasukan. Pagi ada 50 personel, malam juga 50 personel, " katanya.

Sejauh ini, pihaknya belum menemukan warga yang ikut gerakan tersebut. Namun demikian, Iga mengimbau agar warga Semarang tak ikut berangkat ke Jakarta. Hal itu sesuai perintah Kapolri Jenderal Tito Karnavian, terkait siaga satu wilayah Ibu Kota saat Pilkada DKI. 

Pantauan di Terminal Mangkang, ratusan aparat gabungan mengikuti apel siaga. Bus luar kota diperiksa oleh petugas secara bergantian.

Secara terpisah, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengimbau agar warga asal Jawa Tengah tidak perlu bertolak ke Ibu Kota jelang Pilkada DKI berlangsung. Apalagi sampai mengerahkan massa besar untuk melakukan aksi unjuk rasa.

"Kalau yang punya KTP di sana (DKI) silakan gunakan hak pilihnya di sana. Yang Pilkada DKI ya biarkan orang DKI saja. Nanti kalau 2018, baru Pilkada di sini, nyoblosnya di sini," ujar Ganjar. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya