Anggota Tim Teknis E-KTP Akui Diberikan Uang US$20 Ribu

Sidang Lanjutan Kasus E-KTP
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Rosa Panggabean

VIVA.co.id – Anggota tim teknis yang dibentuk Kementerian Dalam Negeri untuk proyek e-KTP, Tri Sampurno mengakui pernah diberangkatkan ke Amerika Serikat pada 2012.

Yasonna Dorong Forum Pengembalian Aset Korupsi Century dan e-KTP di Forum AALCO

Tri yang merupakan perekayasa muda di BPPT itu pun mengaku pernah diberikan uang US$20.000 saat proyek e-KTP tahun anggaran 2011-2013 berjalan.

"Awalnya saya dapat kabar bahwa Kemendagri meminta satu orang dari BPPT bersama Husni Fahmi menghadiri undangan Biometric Consortium Conference," kata Tri bersaksi untuk perkara terdakwa Irman dan Sugiharto di Pengadilan Tipikor, Jl Bungur Raya, Kemayoran, Jakarta Pusat, Kamis 13 April 2017.

Setya Novanto Dapat Remisi Idul Fitri, Masa Tahanan Dipotong Sebulan

Menurut Tri, mulanya undangan diberikan kepada Menteri Dalam Negeri. Namun karena Menteri sibuk, undangan itu didisposisikan kepada Dirjen Dukcapil yang kala itu dijabat oleh Irman.
 
Kemudian Dirjen Dukcapil menugaskan Ketua Tim Teknis proyek e-KTP, Husni Fahmi untuk menghadiri konferensi di Florida, AS.

"Saya diajak karena aktivitas saya di data center dan cukup memahami implementasi biometric di Kemendagri," kata Tri.

Diperiksa Kasus E-KTP, Eks Mendagri Gamawan Fauzi Bantah Kenal Tanos

Irman sendiri didampingi penasihat hukumnya, Soesilo Aribowo terpantau hanya terdiam mendengar kesaksian Tri dari kursi terdakwa.

Tri melanjutkan, awalnya ia menduga bahwa perjalanan ke AS tersebut sebagai perjalanan dinas dan dibiayai oleh Kemendagri. Namun, dalam kenyataannya seluruh biaya transportasi dan akomodasi di AS dibiayai oleh Johanes Marliem dari PT Biomorf.

Dalam proyek e-KTP, Johanes merupakan bagian dari konsorsium pelaksana proyek e-KTP. Dia merupakan provider produk Automated Finger Print Identification System (AFIS).

Menurut Tri, uang US$20.000 diberikan melalui staf Johanes di Bandara Soekarno-Hatta. Setelah menerima, uang itu selanjutnya diserahkan kepada Husni Fahmi.

Tri mengaku hanya meminta US$1.500 dari jumlah yang diberikan Johanes. Menurut Tri, jumlah uang tersebut terlalu besar, karenanya ia hanya meminta uang sejumlah yang biasa ia terima saat melakukan perjalanan dinas.

"Bulan Juni sebelumnya saya berangkat ke Inggris, saya dapat US$150 per hari. Jadi seminggu di AS saya minta US$1.500," kata Tri.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya