Mensos Sebut Remaja SMP Rentan Direkrut Kelompok Radikal

Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Nur Faishal

VIVA.co.id - Beberapa hari ini Jawa Timur dibikin gawat dengan operasi Datasemen Khusus Antiteror 88 Mabes Polri terhadap terduga teroris yang dilakukan di tiga lokasi. Bahkan, dalam operasi di Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, pada Sabtu, 8 April 2017, enam terduga tewas dalam baku tembak.

Risma Populer di Jatim tetapi Elektabilitas Khofifah Tinggi, Menurut Pakar Komunikasi Politik

Rangkaian kejadian itu penting dicatat sebagai peringatan betapa ancaman dan bahaya radikalisme kian dekat. Apalagi operasi itu terjadi di provinsi yang sejak dahulu dikenal basis Nahdlatul Ulama (NU) itu.

Perlu penanganan secara menyeluruh untuk mengatasi itu. Penindakan terhadap terduga teroris bukan satu-satunya cara. Hal yang juga penting ialah pencegahan agar radikalisme tidak makin subur.

"Ini tanggung jawab kita bersama," kata Ketua Umum Muslimat NU, Khofifah Indar Parawansa, di Surabaya, Jawa Timur, pada Minggu malam, 9 April 2017.

Khofifah: Alumni UNAIR Harus Tingkatkan Kualitas SDM untuk Bangun Indonesia

Menteri Sosial itu menjelaskan, menutup pintu radikalisme agar tidak merasuki generasi penerus bangsa sangat penting. Dalam konteks ini peran ibu paling diharapkan. "Si ibu harus punya bekal (pemahaman bahaya radikalisme) untuk menyampaikan pesan-pesannya kepada anggota keluarga, terutama anak-anaknya," kata Khofifah.

Dia menjelaskan, anak-anak berpotensi disusupi kelompok radikal, terutama remaja usia Sekolah Menengah Pertama. Para ibu harus mencermati perkembangan anaknya; ditanya informasi apa yang diperoleh dari bergaul dengan orang-orang di luar rumah. "Karena memang anak-anak SMP yang potensial untuk direkrut oleh kelompok seperti itu," ujarnya.

Airlangga Tugaskan RK Maju Pilkada Jakarta, Bobby di Sumut dan Khofifah Jatim

Muslimat NU, kata Khofifah, sudah memainkan peran pencegahan radikalisme dengan menyampaikan ajaran Islam yang rahmatan lil alamin melalui pengajian-pengajian ibu-ibu di kampung-kampung. "Beruntung Indonesia punya NU, termasuk Muslimat," ujarnya.

Operasi antiteror dilakukan tim Densus 88 selama dua hari di Jawa Timur. Tiga terduga teroris dibekuk aparat di Kecamatan Paciran, Kabupaten Lamongan, pada Jumat, 7 April 2017. Esoknya, enam terduga teroris dilumpuhkan di Kecamatan Jenu, Tuban. 

Di hari yang sama, seorang anggota DPRD Pasuruan, MNU, ditangkap Densus di Bandara Juanda, seusai turun dari pesawat rute Kuala Lumpur-Surabaya. Dia diduga berhubungan dengan kelompok radikal karena sebelumnya diduga berada di perbatasan Turki-Suriah melakukan kegiatan. (one)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya