Pemerintah Bantul Tolak Acara Tablig Akbar Hizbut Tahrir

Ilustrasi Hizbut Tahrir Indonesia (HTI)
Sumber :
  • VIVA/Anhar Rizki Affandi

VIVA.co.id – Pemerintah Kabupaten Bantul Yogyakarta memastikan tidak akan memberikan rekomendasi kegiatan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) yang akan digelar di Masjid Agung Manunggal, Minggu, 9 April 2017.

Menag Yaqut Buka Suara Soal HTI Diduga Gelar Kegiatan di TMII

Wakil Bupati Bantul Abdul Halim Muslih menyebutkan, acara yang akan dihadiri sedikitnya 5.000 orang dan mengusung tema Khilafah Kewajiban Syar'i itu dianggap bertentangan dengan UUD 1945, Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika dan NKRI.

"Secara tegas tidak memberikan izin adanya tablig akbar di Masjid Agung Manunggal Bantul," kata Abdul, Jumat, 7 April 2017.

HTI Diduga Gelar Kegiatan di TMII, Polisi Akan Periksa Panitia Penyelenggara Acara

Selain itu, kata dia, Masjid Agung Bantul juga telah dijadwalkan akan ada kegiatan berupa pengajian dan penyerahan bantuan anak yatim piatu. "Acara tersebut sudah dijadwalkan jauh-jauh hari sebelum ada acara dari HTI," katanya.

Menurut Abdul, dasar penolakan acara HTI itu juga didapatinya dari hasil konsultasi dengan berbagai elemen masyarakat. "Saya sudah bersilatuhrahmi dengan para kiai, ulama, mereka juga menolak tablig akbar HTI," ujar Abdul.

HTI Diduga Bikin Acara Metamorfoshow di TMII, Polisi: Izinnya untuk Isra Mi'raj

Penegasan serupa juga disampaikan oleh Pimpinan Wilayah Gerakan Pemuda Ansor dan Satkorwil Banser. Dalam pernyataannya, kegiatan HTI dinilai membahayakan dan merongrong empat pilar bangsa, Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, NKRI, dan UUD 1945.

"Menurut kami, ideologi khilafah itu memang bertentangan dengan empat pilar bangsa ini. Masalahnya, ideologi dan bentuk negara ini kan sudah final," kata Ketua Pimpinan Cabang GP Ansor Kabupaten Bantul Irfan Chalimy. (ase)

Sekretariat organisasi Hizbut Tahrir Indonesia Jawa Barat di Kota Bandung pada Rabu, 19 Juli 2017.

Guru Besar UMJ Ingatkan Gerakan Pro-Khilafah Masih Eksis di RI dengan Modus Baru

Guru Besar Ilmu Politik di Universitas Muhammadiyah Jakarta mengingatkan kepada seluruh pihak bahwa pergerakan kelompok pro-khilafah masih tetap eksis di Indonesia.

img_title
VIVA.co.id
29 Februari 2024