Sibuk Kawal Century, Anas Tak Ada Waktu Mikir E-KTP

Sidang Kasus E-KTP.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay

VIVA.co.id – Mantan Ketua Fraksi Partai Demokrat DPR, Anas Urbaningrum menjadi saksi dalam sidang lanjutan perkara kasus korupsi proyek Kartu Tanda Penduduk Elektronik (e-KTP) di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor), Jakarta Pusat, Kamis 6 April 2017.

Bambang Pacul Sebut Pernyataan Agus Rahardjo soal Intervensi Jokowi Kedaluarsa: Motifnya Apa Coba?

Dalam keterangannya Anas mengatakan, dirinya memberikan gambaran kepada majelis hakim bahwa dia tidak sempat untuk mengurus hal-hal yang berkaitan dengan pengadaan e-KTP. "Jadi tidak ada waktu untuk ngurusi hal-hal yang bersifat pengadaan e-KTP seperti itu," kata Anas.

Anas menjelaskan, hal itu dikarenakan sejak menjadi anggota DPR RI dia dipercaya menjadi ketua fraksi Partai Demokrat, mulai bulan Oktober 2009. Dan saat itu ia mengaku hanya berkonsentrasi mengurusi usulan hak angket bail out Century .

Yasonna Dorong Forum Pengembalian Aset Korupsi Century dan e-KTP di Forum AALCO

"Karena itu adalah hal yang secara politik sangat penting dan bisa mengganggu stabilitas dan produktifitas pemerintah. Maka kemudian kami Fraksi Partai Demokrat dipanggil oleh ketua dewan pembina, untuk konsentrasi bagaimana usulan angket itu tidak jadi atau batal atau tidak disetujui oleh DPR," ujar Anas.

Sejak itu, kata Anas, Fraksi Demokrat mulai bekerja secara politik berjibaku untuk melobi fraksi-fraksi di DPR agar tidak terjadi hak angket Century. Namun, kata Anas, setelah mendapat arahan ketua dewan pembina Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY, Fraksi Partai Demokrat ikut setuju usulan angket century tersebut.

Setya Novanto Dapat Remisi Idul Fitri, Masa Tahanan Dipotong Sebulan

"Setelah itu kemudian pembentukan pansus itu full konsentrasi kami mengawal pansus itu agar tidak punya konsekuensi politik serius pada pemerintahan dan itu baru berakhir pansus itu bulan Maret 2010," ujar Anas.

Anas mengatakan, dengan hal itu, bisa dibayangkan konsentrasi pihaknya saat itu. Bahkan, dari anggota Fraksi Partai Demokrat ada yang dicap gagal lantaran tidak berhasil membendung pansus Century.

"Dicap gagal karena gagal untuk membendung pansus dan gagal ketika kalah voting di DPR, termasuk fraksi pak Novanto (Partai Golkar). Saya terus terang waktu itu sebel dengan Setya Novanto ini," ujar Anas.

Anas mengatakan, hal itu bisa menjadi gambaran betapa konsentrasi pihaknya waktu itu untuk mengawal pansus Century. "Jadi gambaran betapa konsentrasi kami waktu itu adalah mengawal ini. Konsentrasi itu seperti itu. Setelah itu kami masuk persiapkan kongres.” (mus)
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya