Kelaparan Yahukimo Gara-gara Gagal Panen

VIVAnews - Bencana kelaparan yang melanda Kabupaten Yahukimo, Papua disebabkan terjadinya gagal panen. Akibatnya, banyak masyarakat yang meninggal dalam keadaan kelaparan dengan perut kosong.

Alasan gagal panen ini disampaikan Bupati Yahukimo, Ones Pahabol saat jumpa pers di kantor Menteri Koordinasi Kesejahteraan Rakyat, Jakarta, Senin 14 September 2009. "Kami melihat langsung mereka mengalami kekurangan pangan karena gagal panen," kata Ones.

Dia mengatakan gagal panen itu terjadi di 25 distrik. Akibatnya, lanjut dia, ada masyarakat yang tidak makan selama tiga hingga empat
hari. "Kami menemui orang yang meninggal dengan perut kosong, selain itu juga karena amoeba," kata dia.

Menurut dia secara geografis, Yahukimo merupakan daerah yang sangat ekstrim. Sekitar 80 persen penduduknya tinggal di pegunungan yang sangat sulit dijangkau. Para penduduk, tambah dia, hanya bisa membudidayakan ubi jalar sebagai makanan pokok. "Masyarakat Yahukimo di pegunungan tidak ada hasil pertanian yang lain selain ubi jalar," kata dia.

Sebagai daerah pegunungan, Yahukimo merupakan daerah yang dingin. Sehingga, lanjut dia, untuk berkebun masyarakat harus mempersiapkan lima hingga enam bulan sebelumnya. Menurut dia, para penduduk sudah punya perhitungan tersebut, supaya tidak terjadi kekurangan pangan seperti empat tahunyang lalu.  "Namun akibat hujan kepanjangan mengakibatkan umbinya sangat kecil dan busuk," kata dia.
 
Untuk mengatasi bencana kelaparan itu, Bupati Yahukimo dan jajarannya melakukan rapat Koordinasi dengan pemerintah pusat. Hadir dalam rapat tersebut antara lain Menkokesra Aburizal Bakrie, Mendagri Mardiyanto, dan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana.

Dalam rapat itu diputuskan untuk mengirim tim asistensi untuk melakukan verifikasi kebutuhan yang diperlukan, sekaligus mengirimkan
bantuan darurat dalam bentuk bahan pangan.

Kronologi Bus Rombongan SMK Terguling di Ciater Subang
Dok. Istimewa

OIKN Fasilitasi Ritual Adat Dayak dan Paser, Minta Restu Pembangunan IKN

Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN) memfasilitasi 12 lembaga dan masyarakat adat di sekitar IKN maupun Kalimantan Timur untuk selenggarakan ritual adat Dayak dan Paser

img_title
VIVA.co.id
11 Mei 2024