Sebelas Sungai Ditengarai Biang Banjir Maut Limapuluh Kota

Tim SAR mengevakusi korban longsor yang terjepit di dalam kendaraan di kawasan Koto Alam, Kecamatan Pangkalan Koto Baru, Limapuluh Kota, Sumatera Barat, pada 4 Maret 2017.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Andri Mardiansyah

VIVA.co.id - Kabupaten Limapuluh Kota di Sumatera Barat mulai sering dilanda banjir dan longsor sejak beberapa tahun terakhir. Sebelas sungai ditengarai sebagai penyebab utama musibah bencana alam itu.

Bencana Banjir di Aceh Singkil, Ribuan Rumah di 16 Desa Terendam

Bupati Limapuluh Kota, Irfendi Arbi, mengaku telah mengevaluasi dan menganalisis kesebelas sungai itu setelah musibah banjir menewaskan 8 warga dan melukai tiga orang pada 3 Maret 2017.

"Dulu hanya satu kali dalam lima tahun, kemarin satu kali setahun. Nanti bukan tidak menutup kemungkinan akan terjadi dalam hitungan bulan. Ini yang harus kita teliti dan disikapi agar kejadian itu tidak berulang lagi," kata Bupati pada Rabu, 5 April 2017.

Viral Pemuda di Limapuluh Kota Dikeroyok Hingga Tak Berdaya, 5 Ditangkap

Berdasarkan kajian sementara, ada sebelas sungai yang dianggap faktor utama penyebab banjir selama ini. Empat sungai di kawasan Muaro Mahek, Muaro Peti, yang bermuara ke Batang Kapur, tepatnya di PLTA Koto Panjang Kampar, Riau. Tujuh sungai lagi di Batang Sinamar, Batang Agam, Batang Lampasi, dan Taram, yang bermuara ke Batang Hari.

Pemerintah Kabupaten berencana menormalisasi kesebelas sungai itu. Infrastruktur lain, seperti jembatan yang putus, jalan rusak serta dinding tebing yang labil, juga harus diperbaiki. Soalnya jika curah hujan tinggi, potensi banjir dan longsor sangat besar.

Viral Video Banjir Parah Menerjang Seoul Korsel yang Memadamkan Listrik di 4.000 Rumah

"Khusus untuk normalisasi sungai, kita masih teliti: apakah ada penyempitan, pendangkalan sungai, atau tanahnya yang sudah naik. Jika nanti semua sudah dikaji secara matang, akan kita eksekusi segera," ujarnya.

Pemerintah Kabupaten mengharapkan dukungan pemerintah pusat, yakni Kementerian Pekerjaan Umum, untuk mewujudkan upaya normalisasi sungai dan perbaikan infrastruktur itu. Soalnya anggaran Pemerintah Kabupaten tidak mencukupi untuk membiayai semua proyek itu.

Mengenai dugaan aktivitas tambang batu di perbukitan yang menjadi penyebab longsor, Bupati menegaskan, Pemerintah Kabupaten masih melakukan penelitian dan kajian mendalam, baru kemudian diambil langkah lanjutan.

Bupati berencana menormalisasi sungai itu setelah banjir dan longsor melanda 8 kecamatan dan 13 nagari di Limapuluh Kota pada 3 Maret 2017. Kerugian materiil senilai total Rp252,9 miliar, yang meliputi bidang pendidikan, pertanian, pekerjaan umum, perikanan, kesehatan, dan perdagangan, serta merenggut 8 jiwa.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya