Relokasi Korban Longsor Ponorogo Butuh Waktu 3-6 Bulan

Evakuasi Korban Longsor Ponorogo
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Zabur Karuru

VIVA.co.id – Pemerintah kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, menyatakan proses relokasi untuk lebih dari seratus orang warga Dusun Tangkil Desa Banaran Ponorogo, yang menjadi korban terdampak bencana butuh waktu yang tak sebentar. Proses relokasi ini diperlukan waktu 3-6 bulan dengan bantuan pihak TNI.

Warga yang Mudik ke Yogyakarta, Hindari Jalur Rawan Kecelakaan dan Bencana Ini

"Untuk relokasi tergantung verifikasi tim UGM. Dari kami, tanah sudah siap. Lah, nanti kalau sudah ditentukan aman dari longsor, saya rasa bisa cepat. Kita minta bantuan TNI untuk gotong royong bantu pembangunannya 3-6 bulan selesai," kata Bupati Kabupaten Ponorogo, Ipong Muchlisoni dalam wawancara dengan tvOne, Selasa 4 April 2017.

Menurut Ipong, seluruh warga sepakat dengan solusi yang ditawarkan pemerintah untuk relokasi ke tempat yang lebih aman. Upaya ini untuk menghindari ancaman musibah yang sama.

KBRI Pastikan Tak Ada WNI jadi Korban Bencana di Korea Selatan

"Kita sudah hampir sepakat dengan warga bahwa kita akan lakukan relokasi mandiri. Nanti, akan kita relokasi di lahan mereka sendiri. Tetapi, bangunannya akan disiapkan oleh pemerintah," lanjut Ipong.

Dia menambahkan, pihak pemerintah sudah menyiapkan lahan bagi masyarakat yang tak punya lahan.

Longsor di Ekuador, 7 Orang Tewas dan Puluhan Orang Hilang

"Kita siapkan juga lahannya bagi warga yang tidak punya lahan. Di desa Banaran juga. Kita lagi inventarisasi kebutuhan dananya dan tempatnya. Lahan milik desa. Nanti, sebagian kita siapkan relokasi untuk warga yang tidak punya lahan," ujarnya.

Saat ini, kata Ipong, pemerintah tengah menunggu hasil dari tim verikasi untuk mengkaji lahan. Kajian ini untuk memastikan relokasi tersebut aman dari longsor atau tidak.

"Lokasi itu dilakukan verifikasi oleh tim dari UGM untuk tahu, apakah lokasi itu bebas dari kerawanan longsor, atau tidak. Kalau kasat mata saya, itu aman saja, karena agak jauh dari lokasi sekarang," ujar Ipong. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya