Buru Pembunuh Siswa Taruna Nusantara, Polisi Periksa CCTV

Kapolda Jawa Tengah, Irjen Pol Condro Kirono.
Sumber :
  • VIVA/Fajar Sodik

VIVA.co.id – Polisi terus memburu pelaku pembunuhan sadis terhadap Krisna Wahyu Nurachmad (15), siswa SMA Taruna Nusantara Magelang, Jawa Tengah. Selain melakukan olah tempat kejadian perkara, polisi juga memeriksa seluruh CCTV di kompleks barak.

Alasan Nico Bunuh Wanita Open BO yang Jasadnya Ditemukan di Pulau Pari

"Seluruh CCTV, baik di bagian dalam maupun luar maupun seluruh ruangan kamar barak, kami periksa. Para petugas piket di depan (pintu masuk) juga kami periksa," kata Kapolda Jawa Tengah Inspektur Jenderal Polisi, Condro Kirono, Jumat, 31 Maret 2017.

Condro menyebutkan, di kompleks ruangan Graha 17 atau barak tempat korban tinggal, jenis tempat tidur memiliki skema berjajar dan tingkat. Ruangan korban dihuni oleh 27 siswa. Seluruh siswa di ruangan itu pun turut diperiksa. 

Pembunuhan Sadis, Wanita di Medan Tewas Ditangan Kekasihnya

Namun, Condro belum bisa menyimpulkan apakah pembunuh Krisna merupakan orang dalam di kompleks Taruna. Menurutnya, segala kemungkinan bisa terjadi.

"Kami belum dapat simpulkan pelakunya. Tapi secepatnya kami ungkap. Kami terus periksa saksi-saksi, nanti akan kami tanya apakah ada kegaduhan. Jika ada kegaduhannya seperti apa," katanya.

Skenario Tante Bunuh Keponakan di Tangerang, Ambil Perhiasan Korban Biar Dikira Kasus Pencurian

Kepala Bidang Humas Polda Jawa Tengah Komisaris Besar Djarod Padakova menambahkan, untuk mempercepat terungkapnya pembunuh Krisna, polisi membentuk tim khusus. Tim itu gabungan dari Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Jawa Tengah bersama penyidik Polres Magelang. 

"Mereka kini sedang bekerja. Kami harapkan sabar dan menunggu hasilnya. Mudah-mudahan kasus pembunuhan ini cepat terungkap," katanya. 

Dari hasil olah TKP sementara di lokasi, petugas mendapati sebuah pisau di kamar mandi. Pisau itu diduga digunakan untuk membunuh korban. Selain itu, polisi juga menemukan barang bukti lain, seperti percikan darah, serta baju dan celana korban. Namun pakaian itu dibuang di tempat sampah bagian luar ruangan.

Sejauh ini, total 16 orang saksi diperiksa secara maraton oleh polisi. Terdiri atas 13 orang merupakan rekan korban dan tiga orang lainnya pamong di sekolah itu.  

"Dari keterangan saksi nanti akan berkembang dan mengerucut ke pelakunya. Tapi setelah kami temukan dua alat bukti yang lengkap," kata Djarod. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya