Bertemu Jokowi, Ketua MUI Klarifikasi Soal Politik dan Agama

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Ma'ruf Amin
Sumber :
  • VIVA.co.id/Muhammad Solihin

VIVA.co.id – Dalam kunjungan kerjanya ke Sumatera Utara pekan lalu, Presiden Joko Widodo sempat mengatakan agar politik dan agama dipisahkan. Pernyataan itu menimbulkan reaksi keras dari sejumlah tokoh agama terutama Islam.

Jokowi Akui 90 Persen Bahan Produksi Farmasi Masih Impor

Namun bagi Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Ma'ruf Amin, tak semua yang dikatakan Presiden Jokowi itu salah. Karena dalam agama pun ada paham-paham yang radikal.

"Memang agama itu ada juga yang bisa menimbulkan masalah. Kalau pemahaman agama yang radikal kan itu memang menimbulkan masalah kebangsaan," ujar Ma'ruf Amin, dalam keterangan persnya usai bertemu Presiden Jokowi, di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Kamis 30 Maret 2017.

Jokowi Bersyukur Angka Stunting Turun dari 37 Persen Menjadi 21 Persen

Sementara pemahaman agama yang moderat, seperti yang diterapkan Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah, jelas Ma'ruf, adalah pemahaman keagamaan yang justru memperkuat dalam politik kebangsaan.

Sebab, jelas Rais Am Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) itu, seperti dalam pemahaman NU juga diatur tentang fiqih solusi kebangsaan. Dimana, dengan paham keagamaan justru bisa melahirkan solusi-solusi. Ia mencontohkan, menyelesaikan soal Islam dan Pancasila, hubungan muslim dengan non-muslim.

Jokowi Didampingi 2 Menteri dari PDIP ke BSD, Hadiri Acara Ini

Maka dari itu, paham agama yang moderat justru sebenarnya memperkuat politik bangsa. Ma'ruf yakin, yang dimaksud Presiden Jokowi bukan paham keagamaan yang moderat.

"Tapi mungkin Presiden menganggap, tadi sih tidak dibicarakan, ini menurut pemahaman saya, bahwa beliau (Presiden Jokowi) itu ada pemahaman keagamaan yang radikal, destruktif sehingga bisa terjadi hal-hal yang bisa bertentangan, bisa menimbulkan keresahan dalam masyarakat," ujar Ma'ruf Amin.

Sebelumnya, Presiden Jokowi menyampaikan pernyataan terkait hubungan agama dan politik ketika meresmikan Tugu Titik Nol Peradaban Islam Nusantara di Kecamatan Barus, Tapanuli Selatan, Sumatera Utara, Jumat lalu, 24 Maret 2017.

Jokowi menginginkan, masyarakat dapat memisahkan agama dari politik, atau politik dari agama. "Jangan sampai dicampuradukan antara politik dan agama, dipisah betul, sehingga rakyat tahu mana yang agama, mana yang politik," kata Jokowi seperti dikutip dari siaran pers Biro Pers Media dan Informasi Sekretariat Presiden. (mus)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya