Ganjar Pranowo Siap Bersaksi di Sidang e-KTP Kamis Esok

Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Dwi Royanto

VIVA.co.id – Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, mengaku senang saat diminta menjadi saksi dalam sidang kasus korupsi Kartu Tanda Penduduk Elektronik atau e-KTP. Sidang sedianya akan digelar Kamis besok, 30 Maret 2017, di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta.

Bambang Pacul Sebut Pernyataan Agus Rahardjo soal Intervensi Jokowi Kedaluarsa: Motifnya Apa Coba?

Rasa senang Ganjar diungkapkan setelah dirinya mengetahui bocornya Berita Acara Pemeriksaan Politikus Hanura, Miryam S Haryani ke publik. Dalam BAP yang beredar luas itu, Miryam menyatakan memang ada jatah uang e-KTP untuk Ganjar. Namun, politikus PDIP itu tidak mau menerimanya.

“Kok pas ya timing-nya, saya mau jadi saksi besok, hari ini ada berita ini (BAP bocor). Karena saya tidak menerima (uang), maka jawaban saya tinggal sampaikan saja pada sidang,” kata Ganjar di Semarang, Rabu 29 Maret 2017.

Mendagri: Mahalnya Mahar Pilkada Picu Korupsi di Daerah

Mantan angota Komisi II DPR itu mengaku pernyataannya soal kasus e-KTP tetap sama. Sejak awal dirinya tegas tidak menerima satu rupiah pun dari kasus suap tersebut. Ganjar pun akan membeberkan ketidak-terlibatannya di hadapan majelis hakim dan jaksa penuntut umum.

"Tapi saya senang dan saya lega ada tulisan yang saya baca dan dengar (soal BAP) yang intinya saya menerima lalu mengembalikan. Tapi tepatnya, saya tak pernah menerima, " katanya.

Belum Terapkan New Normal di Jateng, Ganjar Ungkap Alasannya

Tiga Kemungkinan

Menurut Ganjar, pertanyaan hakim maupun jaksa nantinya tidak akan jauh dari pemeriksaan penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi kepadanya beberapa waktu lalu. “Saya tidak tahu hakim bertanya apa, (waktu pemeriksaan), kan lebih banyak bagaimana proses penganggaran, siapa menerima uang, Pak Ganjar terima apa tidak.”

Gubernur berambut putih itu memperkirakan, ada tiga kemungkinan yang terjadi, pertama menerima tapi tidak sampai, tidak menerima, dan dapat jatah.

"Dari awal kira-kira begini. Pak ini titipannya bagaimana? Saya bilang, ndak usah. Lah titipan apa dari mana itu saya enggak tahu. Baru kemudian enam tahun kemudian (saya baru tahu), oh itu dari sana toh," katanya. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya