Nyepi di Lombok, Azan Tak Gunakan Pengeras Suara

Azan
Sumber :

VIVA.co.id – Perayaan Nyepi Tahun SAKA 1939 di sejumlah perkampungan Umat Hindu di wilayah Cakranegara, Mataram, Lombok, Nusa Tenggara Barat, Selasa, 28 Maret 2017, berlangsung khidmat

4 Larangan Umat Hindu di Hari Raya Nyepi

Wilayah yang selama ini menjadi kantong terbesar Umat Hindu Lombok ini tampak lengang. Jalan-jalan ditutup menggunakan palang kayu dan sejumlah patung Ogoh-ogoh yang belum dibakar.

Para Pecalang Banjar terlihat berjaga-jaga dan lalu lalang di jalan masuk perkampungan untuk menjaga keamanan, di tengah berlangsungnya perayaan Nyepi.

Makna Mendalam di Balik Perayaan Hari Raya Nyepi

Khidmatnya perayaan Nyepi di Mataram ini tak lepas dari terjaganya toleransi antar umat beragama di pulau yang dikenal dengan Pulau Seribu Masjid. Meskipun mayoritas warga NTB beragama Islam, perayaan Nyepi di Lombok berjalan aman dan nyaman.

Untuk menjaga toleransi beragama di Lombok, pemukiman Muslim yang berada di tengah pemukiman umat Hindu mengurangi penggunaan pengeras suara, baik saat masuk waktu salat atau saat adanya kegiatan keagamaan umat lainnya.

20 Ucapan Indah untuk Merayakan Hari Raya Nyepi

"Menghormati saudara kami yang merayakan Hari Raya Nyepi, azan di masjid tidak pakai pengeras cukup dari dalam saja," kata Junaidi, warga Muslim di wilayah Cakranegara.

Junaidi berharap toleransi antar umat beragama di wilayah NTB ini terus terjalin dengan baik. Sehingga, gesekan sosial maupun keagamaan tidak terjadi, keberagaman tetap terjaga.

Bagi umat Hindu sendiri, Perayaan Nyepi merupakan pembersihan diri dari hawa nafsu atau bisa disebut Catur Brata Penyepian, yaitu Amati Geni atau tidak menyalakan api; Amati Karye atau tidak bekerja; Amati Lelungan atau tidak bersenang-senang; dan Amati Lelaguan atau tidak berpergian.

Laporan: Herman Zuhdi/tvOne Lombok-NTB

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya