Ogoh-ogoh di Bali Tahun Ini Ramai Usung Tolak Reklamasi

Ogoh-ogoh tolak reklamasi di Desa Adat Seminyak
Sumber :
  • VIVA.co.id/Bobby Andalan

VIVA.co.id – Pawai ogoh-ogoh malam ini dimanfaatkan oleh sejumlah anak muda di beberapa banjar yakni setingkat RT untuk mengekspresikan penolakan mereka terhadap rencana reklamasi Teluk Benoa. Pada pawai ogoh-ogoh menyambut Tahun Baru Saka 1939, beberapa ogoh-ogoh bertema penolakan reklamasi Teluk Benoa ikut diarak keliling kota.

Joging Saat Nyepi, Bule Amerika Dirantai Pecalang

Salah satunya adalah ogoh-ogoh yang dibuat pemuda di Banjar Werdhi Kosala, Ungasan, Kabupaten Badung. Di banjar ini, para pemuda tersebut membuat ogoh-ogoh ekskavator yang menjadi simbol penolakan reklamasi Teluk Benoa.

"Ogoh-ogoh ini dimaknai sebagai sifat rakus manusia yang ingin menguruk Teluk Benoa demi keuntungan segelintir orang tanpa memperhatikan lingkungan sekitarnya. Bersama ogoh-ogoh ini, sifat tersebut harus dilebur," kata I Made Budiasa yang juga aktivis Forum Rakyat Bali Tolak Reklamasi Teluk Benoa (ForBALI) di Bali, Senin 27 Maret 2017.

Westny DJ: Ada yang Beda Nyepi Saat Hamil dan Punya Suami

Hal sama juga dilakukan oleh sekelompok pemuda dari Banjar Kajeng, Kepaon, Denpasar. Juru bicara pemuda di banjar ini, Toya Wijaya menjelaskan, banjarnya membuat ogoh-ogoh berbentuk raksasa prapat. Prapat merupakan nama salah satu jenis mangrove di Kawasan Taman Hutan Rakyat (Tahura) Ngurah Rai.

"Ogoh-ogoh tersebut juga dilengkapi spanduk penolakan reklamasi Teluk Benoa. Raksasa prapat yang menguasai hutan bakau di sekitar Teluk Benoa yang tidak segan memangsa manusia yang merusak hutan bakau dan sekitarnya," papar Toya.

Gubernur Bali Berharap Nyepi Bersihkan Alam dari Virus Corona

Sementara itu di Banjar Pande Pedungan, Denpasar, sebuah ogoh-ogoh bertemakan tolak reklamasi Teluk Benoa berupa gabungan logo ForBALI dengan Pasubayan Desa Adat/Pakraman Bali Tolak Reklamasi Teluk Benoa juga turut memeriahkan pawai ogoh-ogoh. Menurut Kadek Swandita, pembuatan ogoh-ogoh dalam bentuk gabungan logo ForBALI dan pasubayan bertujuan untuk terus menyuarakan penolakan terhadap reklamasi Teluk Benoa.  

Berdasarkan pantauan, selain menyemarakkan pawai ogoh-ogoh di Desa Ungasan dan Kepaon, tema penolakan reklamasi Teluk Benoa yang diusung baik dalam bentuk ogoh-ogoh atau dengan pemasangan atribut Bali Tolak Reklamasi. Di berbagai wilayah di Bali yang melakukannya antara lain oleh Sekaa Teruna (kelompok pemuda adat) Yowana Dharma Bhakti Banjar Rangkan Sari, Kepaon, Banjar Busung Yeh Denpasar, Banjar Pande Pedungan, Batu Jimbar, Sanur, Banjar Abian Base, Kuta, Legian, STT (Sekaa Teruna Teruni/kelompok muda-mudi) Eka Bhuana Tunggal Budhi Desa Adat Seminyak, STT Bina Karya Banjar Tengah Blahbatuh Singapadu, Banjar Pemalukan Payangan dan Penasan Klungkung. (mus)

Seorang pecalang di Bali berjaga di jalan tol pada Hari Raya Nyepi.

Bali Bakal Nyepi Lagi 3 Hari Gegara Corona, Polda Imbau Warga Patuh

Kegiatan ini berbeda dengan nyepi 25 Maret 2020 lalu.

img_title
VIVA.co.id
7 April 2020