Hadapi Pilkada Jatim GP Ansor Belum Tetapkan Pilihan Calon

Ketum GP Ansor, Yaqur Cholil Coumas, di sela-sela acara Ansor Jatim di kantor NU
Sumber :
  • Viva.co.id/Nur Faishal

VIVA.co.id – Pemilihan Kepala Daerah Jawa Timur 2018 dipastikan akan kembali menyeret organisasi Nahdlatul Ulama. Sebab, dari sejumlah nama yang dikabarkan akan maju sebagai calon, tiga di antaranya adalah kader NU. Dari tiga itu, dua nama di antaranya mendominasi dan saling merangsek pikiran publik Jatim.

GP Ansor Ungkap Makna Gowes 90 KM, Simbol Perjuangan Menuju Indonesia Emas 2045

Tiga nama kader NU yang santer diisukan akan maju sebagai calon Gubernur Jatim itu ialah Saifullah Yusuf alias Gus Ipul (Wakil Gubernur Jatim), Khofifah Indar Parawansa (Menteri Sosial), dan Abdul Halim Iskandar (Ketua DPRD Jatim, juga Ketua PKB Jatim).

Di struktur NU, Gus Ipul saat ini jadi salah satu Ketua Pengurus Besar NU. Sementara Khofifah Ketua Umum Muslimat NU. Adapun Halim Iskandar besar di lingkungan keturunan pendiri NU. Menghadapi pilihan politik yang tak mudah tersebut, Gerakan Pemuda Ansor memiliki pertimbangan sendiri untuk keputusan politiknya di Pilkada Jatim 2018.

Terpopuler: Ustaz Syafiq Basalamah Lancar Isi Kajian di Surabaya, Lonjakan Suara PSI Tak Masuk Akal

"Ansor itu ada SOP-nya dalam memilih kepala daerah. Pertama, kita akan lihat dulu, NU atau bukan, kader (NU) atau bukan, Ansor atau NU apa bukan," kata Ketua Umum GP Ansor, Yaqur Cholil Qoumas seusai rapat koordinasi dengan pengurus Ansor dan Barisan Ansor Serbaguna di kantor NU Jatim, Surabaya, pada Rabu, 22 Maret 2017.

Kalau kader yang mencalonkan diri sama-sama kader NU, lanjut Yaqut, akan dilihat siapa yang paling bermanfaat bagi NU dan Ansor. "Kalau, misalnya, ada dua calon gubernur, kita akan lihat, mana yang paling bermanfaat untuk Ansor dan jamaah NU. Tetapi, (dukungan) tidak atasnama Ansor. Kita tetap akan netral. Kader-kadernya akan diarahkan seperti itu," tandasnya.

Terpopuler: Pengajian Syafiq Basalamah Dibubarkan Ansor, Bos Yakuza Jual Bahan Senjata Nuklir

Lalu siapa kira-kira yang masuk kategori bermanfaat untuk Ansor dan NU? "Nama-nama yang muncul, ada Pak Syaifullah Yusuf, ada Pak Halim Iskan, juga ada Khofifah, saya kira semua layak. Tinggal dimatrik saja siapa yang paling bermanfaat bagi NU dan Ansor, dan siapa yang paling membawa maslahat," ucap Yaqut.

Dia tidak menampik bahwa secara emosional Ansor memiliki ikatan dengan Gus Ipul, selaku mantan Ketua Umum Gerakan Pemuda Ansor. Tapi menurutnya penilaian secara terus-menerus dengan ukuran 'paling bermanfaat untuk Ansor dan NU' harus tetap dilakukan dalam mengambil sikap di Pilkada Jatim nanti. "Karena ada juga di Ansor, ketika tidak jadi pengurus Ansor, lupa dengan Ansornya. Banyak yang seperti itu," ucapnya.

Karena itu, terang Yaqut, Ansor tidak akan melihat dari satu sisi ke-Ansor-an saja dalam memilih Kepala Daerah pada Pilkada Jatim nanti, termasuk Pilkada di kabupaten/kota pada Pilkada serentak 2018 nanti. "Pilkada itu tidak bisa dinilai dari satu variabel saja atau dari sisi ke-Ansor-an semata," ujarnya.

Selain Khofifah, Gus Ipul, dan Halim Iskandar, menjelang Pilkada Jatim beberapa nama lain juga masuk dalam radar partai politik untuk diusung atau didukung. Di antaranya Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, Bupati Bojonegoro, Suyoto, dan mantan Bupati Probolinggo, Hasan Aminuddin.

Pilkada Jatim kian menarik diikuti kala Khofifah dan Gus Ipul diisukan maju. Keduanya pernah terlibat rivalitas pada dua Pilkada Jatim sebelumnya. Gus Ipul maju mendampingi Soekarwo (Gubernur Jatim sekarang), sementara Khofifah maju sebagai calon gubernur. Rivalitas itu sepertinya akan kembali terjadi jika keduanya betul-betul maju lagi di Pilkada Jatim 2018 nanti.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya