Ganjar Kaget Pasir Ilegal Dipasok ke Perusahaan BUMN

Gubernur Jateng Ganjar Pranowo sidak tambang ilegal di Batang, Rabu (22/3/2017).
Sumber :
  • VIVA.co.id/Dwi Royanto

VIVA.co.id – Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, melakukan inspeksi mendadak ke tambang ilegal galian C di Desa Polodoro, Kecamatan Reban, Kabupaten Batang, pagi tadi. Ganjar mengaku terkejut setelah mendapatkan informasi bahwa pasir hasil galian tambang ilegal itu dipasok ke salah satu perusahaan BUMN.

Kebijakan Negara Tak Tegas Tindak Tambang Ilegal Disorot

Informasi ini diketahui Ganjar saat bertanya kepada salah seorang sopir truk tambang bernama Pardi. Menurut Pardi, pasir hasil tambang itu dikirim ke Semarang yang salah satunya dipakai perusahaan BUMN.

"Tiap hari kirim ke Semarang, Pak. Di sana kirim kepada PT Adhi Karya," ujar Pardi kepada Ganjar di Desa Polorodo, Batang, Rabu, 22 Maret 2017.

Tewaskan 23 Orang di Venezuela, Tambang Emas yang Hancur Ternyata Tambang Illegal

Pardi mengaku hanya memberikan informasi yang dia tahu karena baru empat hari mengambil pasir di tambang galian C di Sungai Petung, Desa Polodoro. Berdasarkan informasi yang diketahui, proyek galian pasir dan batu itu sudah puluhan tahun beroperasi.

"Tiap hari angkut satu rit. Untuk ambil satu truk colt diesel, saya bayar Rp300 ribu. Uang saya bayar kepada mandor. Biasanya masukkan pasir dengan eskavator, " kata Pardi.

Fahri Hamzah Sindir Mahfud MD Kritik Pemerintah Padahal Dia Menkopolhukam, Sarankan Mundur

Mendapat informasi ini, Ganjar mengatakan akan berkoordinasi dengan pihak terkait. Dia  menyayangkan bahan tambang dari galian ilegal dipasok ke perusahaan pemerintah.

Menurutnya, kontraktor besar yang biasa mengerjakan proyek pemerintah seharusnya mengecek sumber pasokan bahan baku.

"Jangan sampai proyek pemerintah dipasok bahan baku dari tambang ilegal. Saya akan sampaikan ini agar sama-sama semua membantu," ujar Ganjar.

Dalam sidak tersebut, Ganjar tiba di lokasi pukul 08.00 WIB. Saat tiba di lokasi tambang, Ganjar mendapati 18 truk colt diesel dan satu eskavator. Ketika Ganjar datang, seluruh awak truk dan operator eskavator terlihat lari ketakutan.

"Saya mendapat laporan masyarakat lewat Facebook, katanya ada tambang tak berizin sudah setengah tahun jalan dan menganggu mata air warga," tegasnya.

Sebelum meninggalkan lokasi tambang, Ganjar menyempatkan berkoordinasi dengan warga, Kapolres Batang, Kapolsek Reban, hingga unsur kepala desa setempat. Ia bahkan meminta agar area galian tambang tersebut ditutup agar aktivitas tak berlanjut.

"Saya sudah minta pada kapolres untuk membina, kalau tidak bisa ya ambil saja. Warga yang resah sebenarnya kalau kompak bisa pasang portal tutup akses ke sungai," tutur mantan anggota Komisi II DPR itu. (one)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya