Banjir Rendam Sekolah di Kulonprogo Yogyakarta

Hujan deras membuat sekolah di Yogyakarta terendam banjir, Senin, (20/3/2017).
Sumber :
  • VIVA.co.id/Daru Waskita

VIVA.co.id – Hujan deras yang turun sejak semalam hingga Senin pagi tadi menyebabkan banjir merendam sekolah dasar (SD) Banaran di Dusun Jimatan Desa Jatirejo, Kecamatan Lendah, Kabupaten Kulonprogo, Yogyakarta. Banjir ini, membuat puluhan siswa kelas VI yang sedang try out ujian nasional pun sempat terganggu.

Banjir Demak Mulai Surut, Jokowi Kembali ke Jakarta

"Ada tiga ruang kelas yang kebanjiran. Beruntung ruang kelas yang digunakan untuk latihan UN tidak terendam banjir," ujar Kepala SD Banasara Sri Wiyanti, Senin 20 Maret 2017.

Sementara untuk siswa kelas satu sampai lima, Sri mengatakan, memang sengaja diliburkan. Pasalnya, beberapa guru kelas SD Banasara memang tengah bertugas menjadi pengawas try out di sekolah lain.

Jokowi Turun Langsung ke Demak Cek Perbaikan Tanggul yang Jebol

Ia menambahkan, setiap musim penghujan bangunan sekolahnya memang sering banjir. Hujan deras membuat debit air meningkat. Sementara saluran drainase yang berada di depan sekolah tak mampu menampungnya.

Sri memberi saran kepada pemerintah daerah agar melakukan perbaikan saluran drainase daripada meninggikan pondasi dan tanah sekolah.

Anies Baswedan Kunjungi Korban Banjir di Sumatera Barat

Namun, ia menambahkan bila dirinya sudah melaporkan kondisi banjir tahunan itu. Laporan ini sudah disampaikan kepada Pemkab Kulonprogo maupun Pemda DIY. Banjir ini sudah terjadi sejak empat tahun terakhir. Namun hingga kini sama sekali belum ada respon.

Dikatakan Sri, sekolah yang kini memiliki 132 siswa itu terbilang menjadi salah satu penopang pendidikan di kawasan sekitarnya.

Dikonfirmasi terpisah, Kepala Bidang Sekolah Dasar Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Suharyana mengakui lokasi lahan SD Banasara memang lebih rendah ketimbang saluran drainase. Hal ini yang membuat debit air banjir akan meluap ke arah bangunan sekolah tersebut.

Ia pun menilai satu-satunya solusi adalah melakukan peninggian tanah sekolah tersebut. Namun untuk merealisasikan hal itu sepertinya sulit, mengingat renovasi seperti itu akan memakan banyak anggaran.

"Kami sudah berkoordinasi dengan pihak komite sekolah dan tokoh masyarakat setempat," katanya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya