- ANTARA/Ismar Patrizki
VIVA.co.id - Zannuba Ariffah Chafsoh alias Yenny Wahid, putri mendiang Presiden keempat RI, Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, memberikan kesaksian tentang kisah persahabatan ayahnya dengan Hasyim Muzadi, mantan Ketua Umum Nahdlatul Ulama (NU).
Gus Dur telah lama mengenal Hasyim Muzadi. Mereka bertemu kali pertama dalam forum Muktamar NU di Semarang, Jawa Tengah, pada 1979. Saat itu Hasyim hadir dalam Muktamar sebagai utusan pengurus NU Malang, Jawa Timur. Sedangkan Gus Dur hanya sebagai peninjau karena dia belum masuk kepengurusan NU.
Tapi dalam Muktamar itu, Gus Dur ditunjuk sebagai Wakil Katib Pengurus Besar NU. Gus Dur lalu sering berkunjung ke Jawa Timur, basis utama NU, karena posisinya sebagai petinggi NU. Sejak itulah Hasyim sering bertemu Gus Dur dan bersahabat hingga puluhan tahun kemudian.
"Beliau (Hasyim Muzadi) banyak menemani Gus Dur ke daerah-daerah. Dengan kemampuan Beliau dalam berpidato, Beliau banyak berperan waktu itu dalam menjelaskan banyak kebijakan Gus Dur ke masyarakat," kata Yenny kepada VIVA.co.id pada Kamis, 16 Maret 2017.
Gus Dur, kata Yenny, memang memberikan perhatian khusus kepada Hasyim. Gus Dur mengetahui kelebihan Hasyim dalam berkomunikasi dengan masyarakat awam dan kematangan berorganisasi. Gus Dur juga memahami komitmen serta pengabdian Hasyim pada NU.
"Karena itulah Beliau (Hasyim Muzadi) kemudian diorbitkan oleh Gus Dur untuk menjadi Ketua Pengurus Besar NU, menggantikan Gus Dur setelah Gus Dur menjadi Presiden," ujar Yenny.
Lelucon-lelucon Gus Dur, menurut Yenny, sering didapat atau diilhami dari hasil pertemuan dengan Hasyim. "Kalau Pak Hasyim sudah bertemu Gus Dur maka banyak lelucon dan joke yang kerap terlontar dari keduanya sehingga membuat pertemuan menjadi gayeng." (ase)
Pendeta Gilbert Olok-olok Salat dan Zakat, PBNU: Kami Umat Islam Diajarkan untuk Menahan Emosi
Merespons pernyataan Pendeta Gilbert, Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Fahrur Rozi menilai pemuka agama Kristen itu tidak bermaksud menistakan ajaran Islam.
