Fahri Sebut KPK Lupa Kasus Lama dan Asyik Perkara Baru

Wakil Ketua DPR, Fahri Hamzah.
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Reza Fajri.

VIVA.co.id - Wakil Ketua DPR RI, Fahri Hamzah mengatakan, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terlalu asik mengungkap kasus-kasus baru yang merugikan keuangan negara. Sementara kasus-kasus lama yang kerugiannya tak kalah besar seolah diabaikan.

Bambang Pacul Sebut Pernyataan Agus Rahardjo soal Intervensi Jokowi Kedaluarsa: Motifnya Apa Coba?

Fahri mencontohkan kasus skandal Bank Century dengan kerugian negara mencapai Rp6,7 triliun. Hanya dua orang yang menjadi terpidana atas kasus mega skandal keuangan negara itu. Seorang terpidana adalah pengusaha dan yang lain pejabat Bank Indonesia.

"Kalau ada tontonan baru, jangan lupa tontonan lama; jangan terlalu asik lalu terpukau," ujar Fahri melalui akun Twitter-nya @Fahrihamzah pada Kamis, 9 Maret 2017.

Bebas Murni, KPK Berharap Anas Urbaningrum Kapok Korupsi

Kasus korupsi proyek Hambalang pun bernasib sama. Padahal, kata Fahri, uang negara yang sudah keluar untuk proyek itu senilai Rp2,5 triliun.

"Hambalang rusak, tidak diteruskan pertanyaannya? Berapa kerugian negara? Mana yang disebut kerugian negara? Total proyek Hambalang yang sudah cair sekitar 2,5 triliun. Lalu mangkrak sampai sekarang," katanya.

BW Tagih Janji Anas Urbaningrum: Kapan Lu Loncat dari Monas?

"Sementara penerima uang setelah dihitung sekarang 2 juta dolar. Lebih kurang sekitar 25 miliar rupiah. Artinya karena uang 2,5 miliar uang kita hangus 2,5 triliun. Kita semua sibuk memaki yang makan 2,5 miliar, sementara yang 2,5 triliun?" ujarnya mempertanyakan.

Publik, katanya, kini disilaukan kasus-kasus baru korupsi dan lupa pada kasus lama yang belum diungkap KPK. "Sekarang ada kasus baru, ada tontonan baru, sensasi baru, kita terpaksa menikmatinya, entah sebagai apa," ujar dia.

"Irjen Djoko Susilo mafia simulator Polri, Lutfi Hasan Ishaaq mafia impor sapi, Ratu Atut mafia alat kesehatan, Rudi Rubiandini mafia migas, Jaksa Agung Urip Tri Gunawan mafia pelobi BLBI, Akil Mochtar mafia kasus, Suyadharma Ali mafia haji, Irman Gusman mafia gula," katanya.

Ia juga menyindir adik ipar Presiden Joko Widodo, yakni Arif Budi Sulistyo, yang tersandung kasus suap yang melibatkan Handang Soekarno, Kepala Sub Direktorat pada Direktorat Jenderal Pajak.

"Oh ya, jangan lupa mafia pajak baru, adik seorang pejabat tinggi. Ssssttt, tontonan lain buat kita," ujar politikus Partai Keadilan Sejahtera itu. (mus)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya