Banjir, Pelajar ke Sekolah Naik Perahu Karet

Tim SAR mengantarkan para pelajar korban banjir dari tempat pengungsian ke sekolah di Kecamatan Bayung Lincir, Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan, pada Selasa, 7 Maret 2017.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Aji YK Putra

VIVA.co.id - Empat kecamatan dilanda banjir di Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan, kemarin. Banjir itu masih melumpuhkan akses jalan hingga Selasa, 7 Maret 2017.

BMKG Sebut Erupsi Gunung Ruang di Sulut Berpotensi Tsunami: Ada Catatan Sejarahnya

Dilaporkan sebanyak 80 rumah terendam hingga atap rumah di empat kecamatan itu, antara lain, Lais, Sanga Desa, Batang Hari Leko, dan Bayung Lencir. Banjir itu akibat hujan terus-menerus selama sepekan lalu sehingga Sungai Batang Hari meluap.

Banjir itu mengganggu aktivitas warga, termasuk para pelajar yang hendak pergi ke sekolah, terutama di Desa Bayat Ilir dan Desa Pangkalan Bayat, Kecamatan Bayung Lincir. Para siswa terpaksa diantar ke sekolah dengan perahu karet Tim SAR. Mereka dijemput satu per satu dari tempat pengungsian lalu diantar ke sekolah.

Gunung Ruang Erupsi, Pemkab Sitaro Tetapkan Tanggap Darurat Selama 14 Hari

Sebagian besar siswa terlambat sampai di sekolah karena keterbatasan jumlah perahu karet. Sementara satu perahu karet hanya cukup untuk tujuh orang. Mereka harus sabar mengantre hingga semua telah diantar ke sekolah yang berjarak satu kilometer dari lokasi pengungsian.

Pelajar Naik Perahu Karet ke Sekolah akibat Banjir di Sumsel

BMKG Temukan Ketebalan Tutupan Es di Papua Berkurang 4 Meter

Tim SAR mengantarkan para pelajar korban banjir dari tempat pengungsian ke sekolah di Kecamatan Bayung Lincir, Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan, pada Selasa, 7 Maret 2017. (VIVA.co.id/Aji YK Putra)

Aisyah (14 tahun), pelajar SMP, mengaku tetap bersyukur bisa ke sekolah meski terlambat. Lagi pula, katanya, guru mereka sudah menoleransi para siswa boleh terlambat paling siang pukul delapan.

Menurut Aisyah, banjir itu paling besar yang terjadi di Kecamatan Bayung Lincir. Sebelumnya sempat banjir tetapi tak sebesar sekarang. Dia dan keluarganya terpaksa tinggal di posko pengungsian.

Arya Tabrani, Ketua Tim Unit SAR Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Musi Banyuasin, perahu-perahu karet itu memang sudah disiapkan untuk mengantar para pelajar ke sekolah. Soalnya jalan-jalan masih terendam sehingga tak bisa dilintasi kendaraan bermotor.

"Kalau ada anak sekolah yang tinggal di rumah kerabatnya, kita antar. Jika tinggal di tenda pengungsian, dibawa lagi ke sana. Sekarang banjir masih tinggi karena masih hujan. Rumah warga belum bisa dihuni," ujarnya.

Cuaca ekstrem

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperingatkan tentang potensi besar bencana banjir dan longsor di sejumlah wilayah Sumatera Selatan selama beberapa hari mendatang. Soalnya diprakirakan cuaca ekstrem melanda Sumatera Selatan pada 7-9 Maret 2017.

BMKG melaporkan, sekarang saja curah hujan dengan kecepatan 186 milimeter per hari di Sumatera Selatan. Diramalkan curah hujan dengan intensitas 200 milimeter sampai 400 milimeter per hari mengguyur provinsi itu sepanjang tiga hari mendatang.

"Itu sudah masuk dalam kategori ekstrem. Prakiraan cuaca hujan lebat akan bertambah," kata Dara Kasihariani, Staf Data dan Informasi pada Stasiun Klimatologi BMKG Sumatera Selatan, kepada VIVA.co.id di Palembang pada Senin, 6 Maret 2017. (Baca: BMKG Ingatkan Potensi Besar Banjir dan Longsor di Sumsel)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya