Jokowi Mundur dari Kepanitiaan Asian Games

Presiden Joko Widodo
Sumber :
  • Shintaloka Pradita Sicca / VIVA.co.id

VIVA.co.id – Presiden Joko Widodo memutuskan untuk mundur sebagai Ketua Pengarah pada kepanitiaan Asian Games 2018 mendatang. Alasannya, pada saat yang hampir bersamaan, Presiden ada kegiatan internasional lainnya.

Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Temui Presiden Jokowi di Istana

Pada Asian Games itu diperkirakan akan ada 30 ribu lebih peserta. Sementara itu, di waktu hampir bersamaan, Indonesia juga menggelar IMF World Bank Annual Meeting, dengan jumlah peserta sekitar 15 ribu.

Sehingga, untuk kepanitiaan, Presiden Jokowi bukan lagi pengarah. Presiden menunjuk Wakil Presiden Jusuf Kalla menggantikannya.

Kata Istana soal Kabar Jokowi Bakal Anugerahkan Satyalencana ke Gibran dan Bobby

"Kemarin sudah saya putuskan bahwa Asian Games ke-18 akan diketuai langsung oleh Pak Wapres, sudah saya ubah kemarin. Sudah saya putuskan kemarin, saya belum sampaikan ke Pak Wapres," kata Presiden Jokowi dalam rapat kabinet di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Kamis, 2 Maret 2017.

Presiden Joko Widodo pada tanggal 13 Mei 2016, menandatangani Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 22 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas Keputusan Presiden Nomor 12 Tahun 2015 tentang Panitia Nasional Penyelenggaraan Asian Games XVIII Tahun 2018.

Budi Gunadi Klaim Berhasil Jadi Menkes Karena Jokowi Tidak Pernah Masuk Rumah Sakit

Dalam Keppres tersebut, Ketua Pengarah adalah Presiden Jokowi. Sementara Wakil Ketua adalah Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan. Untuk kegiatan IMF World Bank Annual Meeting, dipercayai kepada Menko Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan.

"Kalau ini tidak kami siapkan dengan detail, dengan rinci, dan kami kontrol setiap satu bulan, saya takut waktu yang sudah mepet ini akan berkejar-kejaran dengan hal-hal yang berkaitan dengan dua event tadi," jelas Jokowi.

Untuk itu, ia meminta kedua event besar yang hampir bersamaan ini dikoordinasikan dengan baik. Seperti pembangunan infrastruktur yang dibutuhkan, apakah bisa tepat waktu atau tidak, Jokowi meminta untuk dipantau.

Jokowi ingin agar kedua agenda ini bisa membangun persepsi tentang Indonesia di dunia internasional. "Dan ini juga sekaligus momentum untuk menunjukkan kemampuan kita dalam penyelenggaraan perhelatan kelas dunia," kata Jokowi. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya