Ini Penyebab 'Negeri di Atas Awan' Banjir

Kawasan pegunungan atau dataran tinggi Dieng di Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, diterjang banjir dan longsor pada Minggu, 26 Februari 2017.
Sumber :
  • BPBD Jawa Tengah

VIVA co.id - Kawasan pegunungan atau dataran tinggi Dieng di Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, diterjang banjir dan longsor pada Minggu, 26 Februari 2017. Ada sejumlah alasan mengapa kawasan yang dijuluki Negeri di Atas Awan itu mengalami sejumlah bencana alam.

Viral Detik-detik Pria Selamat dari Timbunan Tanah Longsor, Telat Sedikit Nyawa Tak Tertolong

Kepala Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya Air dan Tata Ruang Jawa Tengah, Prasetyo Budie Yuwono, menyebut banjir yang menerjang pegunungan Dieng, tepatnya di Dusun Wadasputih, Parikesit, Kecamatan Kejajar, tak lepas dari longsor di Pegunungan Perahu. Material longsoran dari atas kemudian menutup aliran di kawasan mata air Sungai Serayu.

"Genangan air kemudian mengikis tanah longsoran yang menghambat aliran sungai. Jadilah seperti banjir bandang," kata Prasetyo di Semarang pada Selasa, 28 Februari 2017.

BNPB: 30 Warga Sumbar Meninggal Akibat Banjir dan Tanah Longsor, 6 Hilang

Petugas Dinas Pekerjaan Umum telah memeriksa lokasi kejadian setelah banjir dan longsor itu. Aparat juga melihat lebih dekat warna air yang bercampur tanah dari longsoran Gunung Perahu, Dieng, saat intensitas hujan masih tinggi.

Menurut Prasetyo, penyebab longsor di Gunung Perahu pada Minggu sore, selain karena intensitas tinggi, juga faktor tata guna lahan yang buruk. Wilayah resapan air itu kini sebagian besar telah disulap sebagai pertanian kentang. Beberapa pohon perdu yang berfungsi menahan tanah longsor di kawasan pegunungan Dieng itu juga telah habis ditebang.

Banjir Bandang-Tanah Longsor Terjang Sumbawa, Puluhan Rumah Warga Terendam

Pemerintah mengimbau warga tetap memperhatikan kaidah konservasi tanah dan air, meski pertanian kentang menjadi andalan masyarakat di Dieng. Hal itu agar bencana longsor dan banjir bandang tak menjadi ancaman serius.

"Selama ini lahan miring langsung ditanami. Ini yang membuat tanah gampang logsor. Kalau pertanian di tebing, seharusnya dibuat terasiring," kata Prasetyo.

Pemerintah Kabupaten Wonosobo diminta juga memperhatikan daerah aliran sungai (DAS) agar sesuai fungsinya sebagai resapan air. Jika dibiarkan terbengkalai, sungai di hilir cepat mengalami sendimentasi.

"Balai Besar Wilayah Sungai juga kami minta untuk rutin mengecek DAS. Jika ada bangunan di bantaran sungai yang menghambat aliran air, minta dibongkar saja," katanya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya