- VIVAnews/Tri Saputro
VIVA.co.id - Hingga kini, belum ada masyarakat yang berminat untuk menjadi calon hakim Mahkamah Konstitusi. Padahal pendaftaran oleh panitia seleksi atau pansel sudah dibuka.
Di kantor Sekretariat Pansel MK, yang terletak di gedung Sekretariat Negara, sejak dibuka pada 22 Februari 2017 lalu, hingga kini belum ada yang mendaftar.
"Jadi sesuai dengan pengumuman yang disampaikan pansel, bahwa pendaftaran itu dimulai tanggal 22 Februari 2017 sampai 3 Maret 2017 pukul 09.00 - 16.00 dan sampai hari ini kita lihat belum ada pendaftar yang datang," ujar Kepala Sekretariat Pansel MK, Harly Agung Prabowo, saat ditemui di kantor sekretariat, Gedung I lantai 2 Sekretariat Negara, Jakarta, Jumat, 24 Februari 2017.
Form pendaftaran untuk para calon masih terlihat rapi dan utuh. Sebab, belum ada pihak atau kelompok masyarakat tertentu yang mengambil dan mengajukan diri sebagai calon.
Harly mengatakan, sejak resmi dibuka pihaknya sudah melakukan sosialisasi dan pemberitahuan melalui media massa. Selain itu, juga melalui website resmi Setneg. Namun diakuinya belum juga ada yang berminat.
Panitia juga menggunakan cara, dengan mengirimkan pembukaan itu ke seluruh dekan Fakultas Hukum di universitas seluruh Indonesia. "Sudah dikirim ya, mungkin mereka belum merespons saja," kata dia.
Ke depannya, pihak pansel akan lebih aktif untuk melakukan komunikasi dengan wartawan agar sosialisasi terus dilakukan.
Setelah Patrialis Akbar menjadi tersangka dan diberhentikan secara tidak terhormat, Presiden Joko Widodo menerbitkan Keputusan Presiden atau Kepres pengangkatan Pansel MK.
Pansel, ditugaskan secepat-cepatnya untuk mencari calon hakim yang baru menggantikan Patrialis. Sebab, berdasarkan surat dari MK, meminta agar segera dicarikan penggantinya karena mahkamah akan segera menghadapi sidang-sidang gugatan sengketa pilkada serentak 2017.
Adapun anggota pansel MK yang ditunjuk melalui Kepres Nomor 26/P tahun 2017, yaitu Harjono (ketua merangkap anggota), dan empat anggota yakni Maruar Siahaan, Todung Mulya Lubis, Ningrum Natasya Sirait, Sukma Violetta, dan Cecep Sutiawan, sebagai sekretaris. (ase)
