MUI Jawa Barat Usul Sertifikasi Cukup Penceramah TV

Majelis Ulama Indonesia (MUI) menggelar jumpa pers. (Ilustrasi).
Sumber :
  • Anwar Sadat

VIVA.co.id –  Sekretaris Majelis Ulama Indonesia Provinsi Jawa Barat, Rafani Achyar menjelaskan, pemberlakukan sertifikasi, seharusnya diterapkan bagi penceramah di televisi, bukan pada ulama dan khatib Jumat.

Kemenag Gelar Penguatan Kompetensi Penceramah Agama Angkatan Pertama

Menurut Rafani, wacana sertifikasi bagi penceramah dalam program televisi sempat dihembuskan, karena banyak substansi keagamaan yang minim disampaikan dan lebih banyak candaan.

"Pernah jadi wacana, sertifikasi itu diperuntukkan penceramah di TV, masjid-masjid pemerintah. Sudah lama, setahun lalu," kata Rafani di kantor MUI Provinsi Jawa Barat, Jalan RE Martadinata, Kota Bandung, Rabu 8 Februari 2017.

Cek Fakta: Kemenag Luncurkan Program Sertifikasi untuk Pendakwah

Rafani menjelaskan, sertifikasi penceramah di televisi juga diharapkan oleh masyarakat dengan memberi memberi masukan dengan tujuan klasifikasi ulama.

"Karena, banyak masyarakat juga yang memberi masukan, 'Cobalah itu penceramah TV itu yang mempunyai kualifikasi'. Jadi, tuntutan masyarakat," katanya.

Kemenag Launching Program Penceramah Bersertifikat

Rafani menilai, kondisi ceramah dalam program televisi yang diwarnai dengan guyonan, berdampak wibawa ulama menurun. Bahkan, dalam proses penyampaian pesan-pesan, tidak jelas. "Yang kaya sekarang ini, ngabadut (ngelucu). Substansinya malah enggak tahu ke mana," ujar Rafani.

Kendati demikian, wacana tersebut sampai saat ini belum ada langkah kongkret. Bahkan, MUI Provinsi Jawa Barat, berencana merekomendasikan dalam Rapimnas MUI, agar sertifikasi tersebut jadi proyeksi. "Enggak ada (tindaklanjut), tetapi sekarang isunya malah sertifikasi ulama dan imam masjid," ucapnya. (asp)

Pendiri Negara Islam Indonesia (NII) Crisis Center Ken Setiawan

NII Crisis Center Sarankan Kemenag Terbitkan Sertifikasi Penceramah

Tentunya, Kemenag bisa buat sertifikasi penceramah karena orasi-orasi keagamaan ini tidak semua menyejukkan. Ada yang memuat ujaran kebencian, hujatan.

img_title
VIVA.co.id
21 Juni 2022