Soal Ahok, JK: Kenapa Pemimpin Buat Kesalahan yang Sama

Ahok kunjungi kediaman Wakil Presiden Jusuf Kalla beberapa waktu lalu.
Sumber :
  • VIVAnews/Fernando Randy

VIVA.co.id – Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) mengingatkan para kandidat calon kepala daerah yang ikut Pilkada serentak pada 15 Februari 2017 mendatang harus hati-hati saat bicara. Apa yang menimpa Gubernur DKI Jakarta nonaktif Basuki T Purnama atau sering disapa Ahok dikarenakan ketidakhati-hatian.

JK: Ketimpangan di Daerah Juga karena Faktor Sosial Politik

"Apa yang terjadi masyarakat akan menilai apa yang dilakukan Ahok ini. Saya ingin katakan begini, seorang pemimpin itu jangan terpaksa terlalu sering minta maaf. Karena terlalu sering minta maaf berarti membikin kesalahan, kenapa pemimpin membikin kesalahan yang sama?" kata JK di kantornya, Jumat, 3 Februari 2017.

Ahok diketahui telah meminta maaf pada Ketua MUI, yang juga Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Ma'ruf Amin atas pernyataannya di pengadilan. Sebelumnya, Ahok juga telah meminta maaf terkait tuduhan penistaan agama.

Bamsoet: Duet JK-AHY, Jauh ke Arah Sana

Menurut, JK kesalahan yang berulang akan berdampak pada proses Pilkada sendiri, terutama di Jakarta. Hal tersebut tidak hanya bisa diselesaikan dengan berulang kali meminta maaf.

"Dengan kejadian kemarin coba sudah beberapa kali Ahok terpaksa minta maaf? Berarti dia tidak hati-hati, bisa buat kesalahan. Jadi jangan seperti itulah, pemimpin," ujarnya.

Minggu 17 Juni, Wapres JK Gelar Open House di Makassar

Meski begitu, JK meminta masyarakat tenang dan melihat masalah persidangan Ahok yang menghadirkan saksi Ma'ruf Amin dengan teliti. Menurut JK persidangan kemarin tidak ada kaitan sama sekali dengan kampanye Pilkada DKI.

"Kalau soal pengadilan kemarin sebenarnya tidak ada hubungannya dengan kampanye, karena masalahnya berbeda. Cuma orangnya sama, Ahok. Kalau ini masalah hukum. Kalau kampanye masalah ya Pilkada, politik," paparnya.

JK melihat proses persidangan Ahok mengenai kasus penistaan agama yang sudah berjalan selama delapan kali akan berpengaruh pada Pilkada DKI.

"Akan saling berpengaruh," katanya. (ms)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya