Heboh Kiai Jawa Timur Didata Polisi, Kapolda: Kita Mau Sowan

Kapolda Jatim bersama ulama se Madura dan Tapal Kuda di Markas Polda Jatim
Sumber :
  • VIVA/Nur Faishal

VIVA.co.id – Publik dan netizen di Jawa Timur dihebohkan soal pendataan para kiai dan pengasuh pesantren yang dilakukan oleh Kepolisian Resor di lingkungan Kepolisian Daerah Jatim sejak kemarin.

Pesantren dan Ratusan Rumah Terdampak Banjir di Jember

Pendataan para kiai oleh Polres itu jadi ramai di media sosial dan bahkan dikait-kaitkan netizen dengan peristiwa kelam 'operasi ninja' di Banyuwangi, Jawa Timur, pada 1998 silam. Peristiwa itu memakan banyak korban jiwa. Korban rata-rata adalah nama yang masuk dalam pendataan sebelumnya.

Kepala Polda Jatim, Inspektur Jenderal Polisi Machfud Arifin, langsung merespons dan berusaha meredam isu sensitif itu. Dia mengatakan, pendataan dilakukan untuk kepentingan silaturahmi.

MUI Jawa Timur Keberatan Miftachul Akhyar Mundur dari Ketua Umum

"Saya bukan mendata ulama (seperti peristiwa kelam dulu). Saya hanya ingin tahu mana-mana ulama yang perlu disilaturahimi," ujarnya usai bertemu ulama se-Madura dan Tapal Kuda di Markas Polda Jatim, Surabaya, pada Jumat, 3 Februari 2017.

Machfud menjelaskan, selain ulama dan pesantren, dia juga meminta Polres jajaran mendata hal lain berkaitan dengan keunggulan Jatim, seperti tempat wisata. "Cuma isunya kebablasan. Jadi, masyarakat jangan berpikir negatif," tegas dia.

Harunya Pak Buari, Warga Terdampak Erupsi Semeru Dapat Hunian Baru

Silaturrahim dengan ulama, lanjut mantan Kepala Divisi Teknologi Informasi Mabes Polri itu diperlukan sebagai jalan untuk bekerjasama dalam mencegah hal tidak diinginkan di tengah masyarakat, seperti intoleransi. "Kita sowan lah bahasanya. kulonuwun, ketok pintu, saya jadi Kapolda Jatim," terang Machfud.

Sementara itu, dalam silaturahmi dengan ulama se Madura di Gedung Rupatama, Kapolda menyampaikan berbagai hal tentang kondisi keamanan dan ketertiban masyarakat. Dia juga mengingatkan peran serta ulama dalam mencegah dan memberangus peredaran narkotika.

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Jatim, Komisaris Besar Polisi Frans Barung Mangera, mengatakan, secara bergiliran Polda Jatim akan mengundang semua ulama dan kiai di Jatim. Ulama Madura dan Tapal Kuda pertama kali diundang.

"Kapolda undang ulama se-Madura tidak ada hubungannya dengan situasi macam-macam. Kami, Polri, tidak bisa menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat sendirian. Polri butuh ulama, tokoh agama, dan tokoh masyarakat untuk kepentingan itu," katanya kepada VIVA.co.id kemarin.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya