Jimly Asshiddiqie: Kami Kecewa dengan Patrialis

Mantan Ketua MK, Jimly Asshiddiqie.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Purna Karyanto

VIVA.co.id - Mahkamah Konstitusi menggelar pertemuan dengan para mantan Hakim MK di Gedung MK, Jalan Merdeka Barat 6, Jakarta Pusat, hari ini, Rabu 1 Februari 2017. Pertemuan tersebut bersifat tertutup.

MA Kurangi Hukuman atas Hakim MK Patrialis Akbar

Berdasarkan pantauan VIVA.co.id, hadir dalam pertemuan antara lain, Ketua MK Arief Hidayat, Wakil Ketua MK Anwar Usman, Hakim MK Maria Farida Indrati, serta sejumlah mantan Ketua dan Hakim MK lainnya seperti Jimly Asshiddiqie, sampai dengan Maruarar Siahaan.

Fokus perbincangan dalam pertemuan tersebut, yakni bagaimana memperbaiki citra MK paca kejadian yang menimpa Hakim MK yang tersandung kasus suap, Patrialis Akbar. Kehadiran para sesepuh MK diharapkan mampu mengarahkan MK ke jalur yang lebih baik ke depannya.

Ajukan PK, Patrialis Bantah karena Hakim Artidjo Pensiun

"Kami menerima masukan senior dalam rangka memperbaiki segala kekurangan yang ada, supaya tidak terjadi lagi," kata Ketua MK, Arief Hidayat, usai pertemuan.

Arief berharap, pertemuan kali ini dengan sejumlah senior MK dapat mengembalikan citra MK di mata publik, pasca skandal suap yang menimpa mantan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia di era Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono tersebut.

Polri Ragukan Informasi Soal Tito Karnavian Penerima Suap

"Ini silaturahmi seperti adik dan kakak. Tidak apa-apa juga kami meminta saran," ujarnya.

Sementara, mantan Ketua MK Jimly Asshiddiqie mengaku kecewa atas kasus suap yang kembali mencoreng nama lembaga yudikatif itu. Padahal, ditegaskan Jimly, MK selama ini terus memperbaiki citranya sebagai lembaga hukum yang kredibel, dan tidak mudah dipengaruhi oleh apapun.

"Tentu sebagian besar mantan hakim kaget, sedih, dan kecewa. Apalagi para hakim generasi pertama di MK," kata Jimly di Gedung MK, Jakarta.

Jimly meminta, seluruh elemen masyarakat dalam menyikapi kasus yang menimpa mantan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia era Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono itu dengan bijak, dan tidak disangkutpautkan dengan lembaga MK. Sebab menurutnya, apa yang dilakukan Patrialis bersifat personal.

"Terus terang, masalah yang terjadi dengan Patrialis betul-betul masalah pribadi," ujarnya. (mus)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya