Hasto: Megawati Simbol PDIP, Bila Diserang Kader Melawan

Kegiatan berselawat yang digelar PDIP Jatim di kantornya Jalan Kendangsari Surabaya, Jawa Timur, pada Minggu malam, 29 Januari 2017.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Nur Faishal

VIVA.co.id - Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Hasto Kristiyanto, mengatakan bahwa Megawati Soekarnoputri adalah simbol dan martabat PDIP. Karena itu wajar jika ada pihak-pihak yang menyerang dan berupaya membunuh karakter Ketua Umum PDIP.

Hasto PDIP Klaim Angket Belum Bergulir Bukan Tunggu Intruksi Megawati tapi Banyak Tekanan

Hasto mengatakan itu ketika ditanya wartawan tentang aksi pengadangan kader PDIP Surabaya atas kabar kehadiran tokoh Front Pembela Islam (FPI), Rizieq Shihab, di Masjid Al Falah Surabaya pada Sabtu, 28 Januari 2017. Kegiatan itu tetap berlangsung kendati tanpa kehadiran Rizieq.

Memang, serangan opini menyasar Megawati dan partai yang dipimpinnya belakangan ini. Megawati bahkan dilaporkan oleh Aliansi Masyarakat Anti Penodaan Agama ke Bareskrim Mabes Polri. Sebagian isi pidato Megawati dalam acara HUT ke-44 PDIP di Jakarta beberapa waktu lalu dinilai pelapor menodai agama Islam.

Anies Baswedan Sebut Tinggal Tunggu Waktu Jusuf Kalla dan Megawati Ketemu

"Ibu Megawati itu simbol PDIP, kehormatan dan martabat partai. Maka jika beliau diserang, kader pasti akan melakukan perlawanan," kata Hasto di sela-sela acara PDIP di Kelurahan Bulak-Banteng, Surabaya, Jawa Timur, pada Minggu, 29 Januari 2017.

Sebagai partai yang memiliki tokoh pendiri bangsa, kata Hasto, PDIP bertekad menjaga UUD 1945, Pancasila, dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dia berharap semua warga negara Indonesia bersatu padu untuk tujuan itu.

Suara Ganjar-Mahfud Terpuruk, Viral Lagi Ucapan Megawati: Jokowi Kasihan Deh

"Membuka ruang dialog, bukan mengedepankan pandangan sendiri seolah-olah paling benar," ujar Hasto.

Di tempat terpisah, Dewan Pimpinan Daerah PDIP Jatim menggelar acara selawatan di kantornya Jalan Kendangsari Surabaya pada Minggu malam. Acara itu digelar sehari setelah kegiatan Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia dan GUIB Jatim di Masjid Al Falah.

Ketua PDIP Jatim, Kusnadi, mengatakan bahwa acara selawatan itu tidak berhubungan dengan situasi panas politik yang berkembang belakangan ini. "Salawatan, ya, salawatan saja. Tidak ada kaitannya dengan hal lain. Betul, PDIP partai politik, tetapi ketika doa bersama dan berselawat, kami tinggalkan semua di luar itu," ujarnya.

Sebelumnya, Ketua Umum GNPF-MUI, Bachtiar Nasir, menyampaikan bahwa PDIP tidak akan mampu memajukan Indonesia tanpa dukungan umat Islam. Dia lantas memberi contoh keberhasilan yang dicapai Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini alias Risma, dalam membangun kota yang dia pimpin.

"PDIP itu yang memajukan Surabaya hari ini, yang wali kotanya sekarang berkelas internasional. Semua itu berjalan baik pasti karena dukungan dari umat Islam, dukungan Muhamadiyah juga," kata Bachtiar usai berceramah dalam pengajian di kampus Universitas Muhammadiyah Surabaya di Jalan Sutorejo Surabaya, Jawa Timur, pada Sabtu, 28 Januari 2017.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya