BMKG Ingatkan Kemarau, Sumsel Sesumbar Bebas Kebakaran Hutan

Suasana saat pemadaman kebakaran hutan atau lahan di Sumatera Selatan
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Rosa Panggabean

VIVA.co.id - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperingatkan ancaman musim kemarau untuk wilayah Sumatera Selatan sepanjang Maret hingga akhir September 2017. Sebab, Sumatera Selatan ialah salah satu wilayah yang sering mengalami kebakaran hutan dan lahan yang menyebabkan kabut asap saat kemarau.

SubhanAllah, Viral Warga Sholat Istisqa : Langsung Dikabulkan Hujan

Berdasarkan pantauan satelit BMKG, memang belum ada titik api di Sumatera Selatan karena sekarang masih musim hujan. Pertumbuhan awan kumulonimbus masih banyak, sehingga potensi hujan masih cukup besar.

Namun, pertumbuhan awan hujan itu diprakirakan berkurang secara signifikan pada Maret karena sudah memasuki kemarau. "Diperkirakan Maret hingga akhir September baru akan terjadi kemarau," kata Indra Purna, Kepala Seksi Observasi pada BMKG wilayah Kenten, di Palembang pada Rabu, 25 Januari 2017.

Bali Dilanda Cuaca Ekstrem, Wilayah yang Tak Diguyur Hujan Diprediksi Meluas

Sebagian besar wilayah Sumatera Selatan, kata Indra, masih dilanda cuaca ekstrem, di antaranya, hujan lebat. Situasi itu diperkirakan berakhir pada akhir Februari. "Sekarang masih waspada angin kencang dan longsor, terutama di wilayah Lahat," ujarnya.

Sesumbar bebas asap

Sahroni Minta Polri All Out usut Kasus Karhutla: Tak Mungkin Murni Faktor Cuaca

Kepala Kepolisian Daerah Sumatera Selatan, Inspektur Jenderal Polisi Agung Budi Maryoto, sesumbar bahwa wilayahnya akan bebas kebakaran hutan dan lahan, sehingga tak ada pula bencana asap pada 2017. Sebab, pemerintah provinsi dan seluruh instansi terkait telah mengantisipasi bencana itu.

"Tahun ini kami optimistis Sumsel tak akan berasap. Hasil rapat tadi, lebih diutamakan untuk pencegahan dengan melakukan patroli terpadu," kata Agung kepada wartawan usai rapat koordinasi dengan Gubernur Sumatera Selatan Alex Noerdin dan para kepala polres se-Sumatera Selatan di Palembang, kemarin.

Berdasarkan pantauan satelit milik Badan Penanggulangan Bencana Daerah dan BMKG, diramalkan muncul titik api di daerah rawan di Sumatera Selatan pada April. Namun, pemerintah telah mengantisipasinya dengan menetapkan sejak dini status tanggap darurat.

"Apabila dua puluh lima hari tidak hujan, di wilayah Kabupaten Ogan Komering Ilir akan muncul hotspot (titik api). Kalau sudah muncul hotspot nanti sulit dipadamkan. Jadi, pencegahan dari sekarang," ujarnya.

Agung mewanti-wanti semua pihak, termasuk warga, agar tidak membakar hutan dan lahan gambut yang selama ini selalu menjadi biang bencana kabut asap. Polisi, sesuai instruksi Presiden, menindak tegas siapa pun yang melanggar hukum dan nekat membakar hutan.

Gubernur Alex Noerdin mengaku telah dipanggil Presiden Joko Widodo di Jakarta kemarin. Dia dan delapan gubernur yang wilayahnya sering mengalami kebakaran hutan dan lahan diminta mengantisipasi ancaman kebakaran hutan dan lahan saat kemarau.

Menurut gubernur, di Sumatera Selatan ada lima wilayah yang menjadi prioritas rawan, yakni Ogan Ilir, Ogan Komering Ilir, Musi Banyuasin, Muara Enim, dan Banyuasin. Kelima daerah itu banyak lahan gambut.

"Penetapan status tanggap darurat sudah dilakukan, sehingga kami bisa mendapatkan bantuan waterbombing (metode pemadam kebakaran hutan dan lahan dengan menjatuhkan air dengan helikopter) dan lain-lain untuk mencegah kebakaran hutan," katanya. (art)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya