Mabes TNI Bantah Prajuritnya Tertangkap di Sudan

Danpom TNI Mayjen Dodik Wijanarko dan Kapuspen TNI Mayjen Wuryanto
Sumber :
  • VIVA.co.id/Danar Dono

VIVA.co.id – Personel tentara asal Indonesia yang tergabung dalam Misi Perdamaian Gabungan Uni Afrika di bawah Perserikatan Bangsa-Bangsa  di Darfur, Sudan, dilaporkan ditangkap aparat setempat pada Jumat, 20 Januari 2017.

Indonesia Tegas Dukung Kemerdekaan Palestina: Prabowo: Kita Siap Kirim Pasukan Perdamaian

Pasukan tersebut dikabarkan ditangkap di Bandara Al Fashir, Sudan, karena mencoba menyelundupkan senjata dan amunisi ke luar negara itu, dengan disamarkan menjadi mineral berharga.

Kepala Pusat Penerangan Markas Besar TNI, Mayor Jenderal Wuryanto membantah bahwa satgas TNI yang tergabung dalam Unamid terlibat dalam tindakan kriminal tersebut.

Viral, Rudal Israel Hantam Markas Pasukan UNIFIL TNI di Lebanon, Mabes TNI Angkat Bicara

"Ada berita anggota misi perdamaian Unamid ditangkap, karena selundupkan senjata dan amunisi. Saya sampaikan bahwa berita tersebut tidak benar," tegas Wuryanto di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Senin 23 Januri 2017.

Namun, jenderal bintang dua tersebut tak membantah peristiwa penangkapan oknum terkait tuduhan penyelundupan senjata dan amunisi. Peristiwa di bandara Sudan tersebut terjadi pada saat pemulangan Satgas lain ke Indonesia karena selesai melaksanakan tugas.

DPR: Kontingen Garuda Indobatt di Lebanon Perlu Didukung Peningkatan Alutsista

"Kejadian itu memang ada tetapi tidak melibatkan satu pun personel satgas Unamid," ungkap dia.
 
Wuryanto mengatakan, saat ini ada 850 pasukan TNI yang tergabung dalam satgas kontingen Garuda 35-B dalam misi Unamid. "Mereka masih melaksanakan penugasan sampai bulan Maret," ujar dia.

Menurut dia, Indonesia mengirimkan dua pasukan misi perdamaian di bawah bendera PBB di Sudan. Yakni dari TNI pasukan Unamid (United Nations Missions in Darfur) dan dari Kepolisian RI, satgas FPU (Formed Police Unit).

Saat ditanya, apakah yang pasukan Polri yang terlibat, Kapuspen TNI ini menjawab diplomatis. "Silakan dikonfirmasi pihak terkait," ujar Wuryanto.

Sebelumnya, Sekretaris National Central Bureau (NCB) Interpol, Brigjen Pol Naufal Yahya, mengaku belum dapat berkomentar banyak soal adanya penangkapan oknum anggota Polri yang bertugas dalam misi perdamaian PBB di Darfur, Sudan.

"Masih kita cek itu, karena kan belum pasti itu. Senjata itu enggak tahu juga milik siapa ya. Bareng sama kontingen kita. Makanya kami akan cek dulu, kita juga menurunkan tim ke sana gitu," kata Brigjen Naufal saat dikonfirmasi di Jakarta Selatan, Senin, 23 Januari 2017.

Informasi adanya penangkapan aparat Misi Perdamaian Gabungan Uni Afrika (UNAMID) berdasarkan situs Sudanese Media Center, Senin 23 Januari 2017.

Namun, tidak disebutkan identitas personel dan berapa jumlah aparat yang diamankan pihak keamanan Sudan tersebut. Diduga mereka yang diamankan karena akan menyelundupkan senjata dan beberapa amunisi.

Misi dari pengerahan perdamaian di Darfur sudah dilakukan sejak Desember 2007 dengan mandat untuk menghentikan kekerasan terhadap warga sipil di wilayah Sudan Barat. Ini merupakan pasukan penjaga perdamaian terbesar kedua di dunia dengan anggaran sebesar US$1,35 miliar dan menerjunkan hampir 20 ribu tentara.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya